WONOSARI, (KH)— Kabupaten Gunungkidul menjadi urutan pertama dalam penanggulangan kemiskinan di DIY. Hal ini berdasar pada pendekatan prioritas mengenai keberpihakan dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan wilayah, bahwa di Gunungkidul memiliki bobot terberat dibanding kabupaten atau kota yang lain.
Berdasar data yang dipaparkan oleh Kepala Bidang Perencanaan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Maman Suherman pada pembukaan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Gunungkidul Tahun 2017 di Bangsal Sewoko Projo, Selasa, (22/3/2016), menunjukkan, tingkat kemiskinan Gunungkidul di DIY menempati urutan teratas, yakni mencapai 20,83 persen.
Berada di bawahnya yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan 20,64 persen, baru kemudian Kabupaten Bantul pada angka 15,89 persen. Kemudian dua wilayah lain yakni Sleman dan kota Yogya tidak lebih dari 10 persen sehingga berada di bawah rerata DIY.
“Mengenai jumlah penduduk miskin memang lebih sedikit dari Bantul, yaitu 148 ribu sekian,” Papar Suherman.
Meski berdasar data BPS tahun 2015 persentase kemiskinan terus mengalami penurunan sejak 2012, seperti yang terjadi terakhir, dari 2013 ke 2014 turun sebanyak 0.87 persen, namun kenyataannya tidak serta merta menaikkan pertumbuhan ekonomi, malah pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
Berdasar letaknya, wilayah di Gunungkidul masih terdapat 9 kecamatan yang masuk kategori miskin. Sehingga kedepan, pemerintah DIY akan melakukan pendampingan di 2017 mendatang.
“Berdasar data BPS Kecamatan tersebut ialah, Ngawen, Patuk, Wonosari, Playen, Semin, Saptosari, Ponjong, Nglipar, dan Karangmojo,” ungkapnya.
Mengenai hal ini, beberapa Strategic Planning digagas Pemda DIY untuk Gunungkidul pada 2017 mendatang pada beberapa prioritas, diantaranya prioritas pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan infrastruktur, prioritas lingkungan hidup dan penataan ruan, prioritas pendidikan dan lainnya.
Kemudian pada prioritas penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan wilayah, dengan pertimbangan permasalahan dan potensi pembangunan yang ada, beberapa hal akan dilaksanakan di Gunungkidul, diantaranya, pembinaan peran serta pemuda dalam pembangunan (sentra pemberdayaan pemuda), pendampingan seni di desa budaya, gelar potensi pelatihan SDM dan penyusunan action plan.
Lantas, pada sesi lain, paparan pokok pikiran dari DPRD Gunungkidul yang disampaikan oleh Suharno selaku ketua, beberapa target pokok pikiran dewan disebutkan, diantaranya, pertumbuhan ekonomi ditargetkan untuk tumbuh sekitar 6,6 persen, inflasi ditarget pada kisaran 3,0 persen sampai 5,0 persen.
“kemudian jumlah penduduk miskin berkisar antara 9,0 persen sampai 10 persen dan tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,2 persen sampai dengan 5,5 persen,” urainya. (Kandar)