RONGKOP, kabarhandayani.– Samsul Arifin, seorang pemilik ladang di Padukuhan Ngrombo, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop menyatakan telah gagal panen ketela pada tahun ini. Pasalnya, ketela yang ia miliki dari hasil ladang ukurannya kecil-kecil jauh dari ukuran normal.
“Ketelanya biasa panjang tapi kali ini hanya kecil-kecil,” ujar Samsul, (14/8/2014).
Ia melanjutkan, bila dijemur jadi gaplek kemungkinan hasil yang didapatkannya tak seberapa. Mengatasi kerugian ini, Samsul dan sebagian besar tetangganya memilih untuk memanfaatkan ketela itu untuk pakan ternak.
“Sekarang pakan ternak mulai mahal, konsentrat juga mahal. Dari pada hasilnya tak seberapa, mending buat pakan sapi saja,” imbuhnya.
Langkah yang ditempuh ini memang diakui Samsul bersifat spekulatif. Ia belum yakin langkah ini lebih menguntungkan atau justru sebaliknya.
“Kami mencoba hal ini karena sebentar lagi hari raya Idul Adha, jadi kami pertaruhkan saja hasil panen ini untuk penggemukan sapi. Tapi nggak tahu juga hasilnya nanti seperti apa?” katanya.
Hasil panen yang dianggap tak wajar seperti biasanya ini, disinyalir Samsul karena efek dari sistem tumpang sari dengan pohon jagung. Ia menilai pertumbuhan pohon jagung telah mengerdilkan pembesaran ketela-ketela itu, “kemungkinan karena pohon jagung yang kami tanam dulu penyebabnya, jadi hasilnya seperti ini,” pungkasnya. (Maryanto/Hfs)