Ditawari Jadi Duta Geopark, Erix Soekamti Blusukan Ke Berbagai Geosite

oleh -965 Dilihat
oleh
sri getuk
Erix Soekamti saat berada di Sungai Sri Getuk, Playen, Gunungkidul. (doc. erix)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Pekan ini Geopark Gunung Sewu kembali dinilai oleh perwakilan Unesco. Sebagaimana diketahui, status keanggotaannya sebagai Jaringan Unesco Global Geopark berakhir bulan Juli 2019 ini.

Tiga kabupaten, yakni Pacitan, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunungkidul yang menjadi letak bentangan karst Gunung Sewu berusaha keras meyakinkan asesor. Taman bumi berupa  conical hills yang terdiri dari sekitar 40.000 bukit karst dengan panjang kawasan yang mencapai 85 kilometer dengan luasan endapan gampingnya mencapai 1.300 kilometer persegi tersebut layak kembali dinobatkan sebagai Jaringan Unesco Global Geopark.

Di luar keinginan mendapat pengakuan secara internasional, stakeholder menginginkan bahwa Geopark Gunung Sewu semakin dikenal luas secara nasional. Membuat penasaran sehingga salah satu implikasi yang ingin dicapai yakni kunjungan wisatawan yang merangkak naik.

Upaya tersebut diutarakan General Manager (GM) Geopark Gunung Sewu, Budi Martono akhir pekan lalu saat pentas musik Geopark Night Specta ke 4. Lelaki yang pernah menjabat sebagai Sekda Gunungkidul ini meminta salah satu artis beken yang dihadirkan pada konser musik, Erix Soekamti untuk menjadi duta geopark.

Menanggapi tawaran tersebut, punggawa Band Endank Soekamti ini tak serta merta menyanggupi. Bagi dia, ‘duta’ merupakan delegasi yang harus paham betul mengenai apa konteks tugasnya.

Sehingga, ia merasa perlu tahu apa itu geopark. Paling tidak sementara ini upaya untuk mengetahui seluk beluk geopark tersebut secara mandiri ia lakukan. Lelaki berjambang ini kemudian melakukan eksplorasi ke berbagai situs geopark.

“Saya ke Kampung Pitu kawasan Nglanggeran, ke Air Terjun Sri getuk, ke pantai dan lain-lain,” kata dia dalam sebuah kesempatan konser musik.

Erix mengaku takjub dengan eksotisme geosite khususnya di Gunungkidul. Ia mengutarakan beberapa metode yang dapat dilakukan agar keindahan dan keunikannya dikenal luas dalam konteks pariwisata. Diantaranya, yakni dengan menggandeng komunitas photography baik lokal maupun skala nasional untuk mendokumentasikan berbagai destinasi yang menarik. Karya foto atau bahkan video lantas ditampung dalam sebuah website yang memuat deskripsi atau informasi lengkap mengenai foto dan video tersebut.

“Masyarakat luas memungkinkan mengakses dengan melihat foto dan informasi lengkapnya,” terangnya. Bagi dia jika sajian gambar dan informasi itu bernilai, tentu hal tersebut jelas memiliki daya pikat.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar