“Nikmat dan lezat. Baik masih dalam bentuk ulat atau kepompong,” ujar Sumadi (60), warga Nglipar dengan mantab.
Terang Sumadi, Ulat Kipat merupakan hama yang sering menyerang tanaman jambu monyet, alpukat, dan buah – buahan lain yang dibudidayakan sebagian masyarakat Gunungkidul. Ulat ini memiliki ukuran panjang antara 3-5 cm, warna kulit hitam berbulu putih dengan gelang-gelang putih ditubuhnya.
Menurut Sumadi, ulat yang menyerang secara berkelompok ini akan menjadi kepompong jika daun tanaman yang diserangnya benar-benar habis.
“Meskipun masih berupa ulat, sudah bisa dikonsumsi. Kalau digoreng bulunya akan hilang,” imbuh Sumadi lagi.
Penggemar Ulat Kipat yang lain, Ari memilih memanen ulat setelah dedaunan di pohon yang terserang hampir habis. Alasannya, ulat sebagian besar sudah berubah menjadi kepompong.
Dirinya berseloroh, memakan Ulat Kipat merupakan cara bijaksana dalam menyikapi hama. “Hal ini bentuk pengendalian hama tanpa menggunakan bahan kimia,” katanya sambil tertawa. (Bilal)