BPS Rilis Data, Penduduk Miskin Gunungkidul Turun

oleh -2235 Dilihat
oleh
Miskin
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta didampingi Kepala BPS Gunungkidul, Rintang Eltribakti Umbas. (KH/ Kandar)
ucapan Natal Golkar

GUNUNGKIDUL, (KH),– Jumlah penduduk miskin di Gunungkidul berkurang. Demikian disampaikan Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul, Rintang Awan Eltribakti Umbas, Rabu, (22/12/2022) di Setda Gunungkidul.

Rintang menjelaskankan, konsep kemiskinan makro yang menjadi dasar pengukuran menggunakan konsep kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan (makanan dan bukan makanan).

“Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan mijukan makanan (setara 2100 kkalori per kapita per hari. Sementara Garis Kemiskinan Bukan Makanan adalah nilai minimun pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya,” terang Rintang.

Diungkapkan, garis kemiskinan di Gunungkidul tahun ini naik dibanding tahun 2021. Rp325.907 untuk 2021 menjadi Rp350.739 pada tahun 2022.

Kata dia, naiknya inflasi pasca pandemi yang tergolong tinggi di DIY menjadi faktor naiknya Garis Kemiskinan. Data Maret 2021 hingga Maret 2022 inflasi yang terjadi mencapai 2,95 persen.

“Andil terbesar berasal dari kelompok makanan, dan tembaku naik hingga 3,72 persen. Transportasi naik hingga 2,66 persen serta penyediaan makanan dan minuman 2,65 persen.

Meski angka Garis Kemiskinan naik, penduduk miskin di Gunungkidul mengalami penurunan. Sebanyak 135,33 ribu warga pada 2021, lalu pada tahun 2022 turun menjadi 122,82 ribu jiwa.

Prosentasenya, tahun 2021 ada sebanyak 17,69 persen. Sementara tahun 2022 menjadi 15,86 persen. Jadi penurunannya mencapai 1,83 persen.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dalam kesempatan yang sama mengaku bangga dengan perubahan data yang disampaikan BPS.

“Penurunannya mencapai hampir 2 persen. Ini merupakan hasil program bersama jajaran Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) serta kemandirian warga masyarakat.

“Pemulihan ekonomi pasca Pandemi cukup baik dan cepat. Saya berterima kasih kepad semua pihak yang mendukung segenap program sehingga menurunkan angka kemiskinan,” jelasnya.

Dia menyebut, penurunan jumlah masyarakat miskin tak lepas dari pertumbuhan ekonomi. Yang kemudian punya peran baik, yakni sektor pertanian dan pariwisata.

“Pengangguran juga turun, sementara Indeks Pembangunan Manusia kita juga naik meski sedikit,” tukasnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar