Berbagai Potensi Hidupan Liar Tersaji di Karst Gunungkidul

oleh -
WONOSARI, kabarhandayani.– Edi Dwi Atmaja, peneliti dari komunitas Pemuda Pecinta Alam (PPA) Gunungkidul mengungkapkan, bahwa berbagai spesies flora dan fauna tersaji di setiap bentangan karst di Gunungkidul. Setiap karst yang terbentang diselimuti oleh tipe vegetasi yang berbeda dengan komposisi jenis tumbuhan yang berbeda pula. Hal ini diungkapkan dalam seminar Status Konservasi Kupu-Kupu Raja Troides helena dan Potensi Hidupan Liar di Karst Gunungkidul, di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Gunungkidul, Selasa (24/6/2014).

“Jenis spesies di bentangan karst Gunungkidul sangat banyak, tentunya dapat memperkaya keberagaman spesies yang ada. Sehingga perlu upaya perlindungan karst untuk ditingkatkan,” jelasnya. Dalam sebuah studi yang pernah dilakukannya, ia menemukan berbagai jenis spesies flora dan fauna. Namun ia belum memaparkan jumlah keseluruhannya, karena hingga kini studi tersebut masih berlanjut.
Sesuai rencana, tim peneliti akan memaparkan hal ini dalam sebuah buku. “Jadi ini hanya sebagian yang kami paparkan. Teman-teman yang ada di PPA masih terus melakukan studi. Rencananya kita akan membukukan hal ini secara detail. Mungkin nantinya dapat menjadi sumber pembelajaran bagi kemajuan kawasan karst di Gunungkidul,” lanjut Edi.
Spesies yang telah ditemukan oleh PPA adalah berbagai jenis pepohonan, reptil, pisces, mamalia, serangga, dan berbagai bentuk spesies yang hingga kini semakin berkurang habitatnya. “Habitat yang kini kian berkurang adalah kelelawar. Kelelawar ini dimasak menjadi berbagai jenis makanan. Kami pernah melakukan studi, dalam satu hari mereka mampu menjual 200 ekor kelelawar,” katanya.
Penelitian ini tentu saja hal ini nantinya dapat menjadi bahan studi dan nilai tambah dalam upaya konservasi keberagaman spesies kawasan karst Gunungsewu yang digadang jadi Kawasan Geopark Dunia. Kelestarian alam menjadi nilai pokok yang harus tetap dijaga bila ingin mendapatkan penilaian positif dari Unesco yang akan berkunjung ke Gunungkidul pada tanggal 4-9 Juli mendatang. (Maryanto/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar