Beradaptasi: Adi Prasetyo Ubah Cara Berdagang, Bakso Dan Mie Ayam Dijual Online

oleh -5619 Dilihat
oleh
Adi prasetyo dengan mie ayam dan bakso bikinannya. (KH)

WONOSARI, (KH),– Berbagai bidang usaha baik barang dan jasa terdampak pandemik COVID-19. Pelaku usaha pun memutar otak untuk mempertahankan bisnis yang digeluti.

Seperti yang dilakukan Adi Prasetyo. Warga Tawarsari, Wonosari, Gunungkidul yang menjalankan usaha bidang kuliner ini juga merubah cara menjual dagangannya.

“Gara-gara pandemi, saya jualan bakso dan mie ayam secara online. Baik melalui Whatsapp maupun Facebook,” kata dia ketika dihubungi, Kamis, (2/7/2020).

Sebelumnya selain membuka lapak di kediamannya, dirinya jualan bakso dan mie ayam berkeliling di sejumlah sekolah. Pagi menjelang siang atau bertepatan dengan jam istirahat pertama Sekolah Dasar (SD) ia berada di SD Wonosari VI. Kemudian pada jam istirahat ke-2 ia berpindah ke SD Wonosari I.

Persis ketika ada kebijakan belajar tatap muka ditiadakan di sekolah, cara dirinya berjualan kemudian beradaptasi atau menyesuaikan diri. Menurutnya, berjualan seara online semakin dirasakan hasilnya.

Pengakuannya, prosentase hasil berjualan secara online cukup berimbang jika dibanding jualan secara langsung.

Hanya saja, bakso atau mie ayam yang dijual secara online tidak dapat langsung dikonsumsi. Melainkan paket olahan setengah jadi. Paket mie ayam satu porsi harganya Rp. 8.000. Sementara untuk menu bakso dijual dalam satuan butiran bakso. 50 butir seharga Rp. 15 ribu, 25 butir Rp. 8 ribu, dan isi 8 butir bakso seharga Rp. 3.000.

Semenjak jualan online, ia kemudian memiliki pelanggan baru, yakni para penjual sayur keliling. Saat ini tiap pagi ia datang ke Pasar Argosari untuk menyerahkan dagangan ke para penjual sayur keliling.

“Penjual sayur yang langganan ada 6, sebagian paket bakso dan mie ayam mentah saya titipkan ke warung-warung kelontong,” imbuh lelaki yang akrab disapa Pak To ini.

Lelaki berusia 36 tahun ini mengungkapkan, dalam sehari dapat menjual setidaknya 50 hingga 70 porsi mie ayam dan ratusan butir bakso.

“Omset kotor antara Rp. 300 hingga 400 ribu. Kalau bersihnya ya sekitar Rp. 100 ribuan,” tukas lelaki berjenggot yang pernah kerja 9 tahunan di warung makan bakso di wilayah Bantul ini. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar