GUNUNGKIDUL, (KH),– Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul melakukan investigasi pasca ditemukan belasan hewan ternak mati.
Berdasar hasil investigasi, dipastikan belasan hewan yang mati terkonfirmasi Antraks.
“15 ternak yang mati terkonfirmasi Antraks. Diantaranya 11 ekor sapi dan 4 ekor kambing,” kata Kepala BBVet Wates Yogyakarta, drh Hendra Wibawa, Senin, (31/1/2022).
Agar penyebaran bakteri tidak semakin meluas, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi. Salah satu rekomendasinya yakni agar hewan ternak dari Gunungkidul tidak dibawa ke luar daerah.
“Sebelum semua benar-benar terkendali terlebih dahulu,” tandas Hendra.
Selain melarang distribusi ternak dari Gunungkidul ke luar wilayah, pihaknya meminta agar segera dilakukan pengobatan di zona terinfeksi atau zona merah berikut tindakan vaksinasi pada ternak.
Dilihat dari asal ternak yang mati terkonfirmasi Antraks, 5 sapi dan 2 kambing berasal dari Ponjong. Lantas
setidaknya 6 sapi dan 2 kambing berasal dari Gedangsari.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta meminta masyarakat agar tidak panik dan khawatir dengan hasil pemeriksaan tersebut.
“Penanganan akan segera dilakukan, termasuk menangani warga yang memiliki gejala seperti terkena Antraks,” tandas dia. (Kandar)