Banyak Trayek Tidak Berizin, Dishubkominfo Siap Layangkan Surat Peringatan Terakhir

oleh -882 Dilihat
oleh
Armada angkutan umum di Gunungkidul, Foto: Doc. KH
Armada angkutan umum di Gunungkidul, Foto: Doc. KH
Armada angkutan umum di Gunungkidul, Foto: Doc. KH

WONOSARI, (KH)–Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berencana menindak tegas keberadaan sekitar 100 lebih trayek angkutan di Kabupaten Gunungkidul yang tidak mengantongi izin lengkap. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Seksi Angkutan Dishubkominfo Gunungkidul, Bayu Setyawan.

Ia menyatakan bahwa saat ini pihaknya berencana melakukan penertiban. Tahapan sudah sampai pada peringatan kedua, dan apabila Dishubkominfo meneruskan pada peringatan ketiga, maka ratusan trayek ini akan dilakukan pembekuan dan pencabutan.

Ia menjelaskan peringatan dilakukan dengan cara mengirimkan surat lewat pos atau langsung ke paguyuban. Dari peringatan tersebut, Dishubkominfo meminta kepada perusahaan agar bisa mengurus trayek mereka. Apabila memang izin trayeknya telah habis, mereka diharapkan mengurus perpanjangan.

Sementara itu Bayu menambahkan, persoalan trayek bukan hanya berhenti pada habisnya izin trayek, melainkan juga dimungkinkan kendaraan yang dimiliki sudah rusak atau sudah dijual.

“Kita mau merasionalkan jumlah kendaraan di Gunungkidul, karena jumlah kendaraan di Gunungkidul sudah overload [melebihi kapasitas jalan]. Harapan kami dengan adanya langkah ini, selain lalu lintas lebih teratur, usaha angkutan juga lebih sehat,” tuturnya.

Saat ini, lanjutnya, jumlah penumpang angkutan umum kalah dengan jumlah penumpang yang menggunakan angkutan pribadi. Minimnya penumpang ini, ternyata berdampak pada tidak berimbangnya biaya operasional dan pendapatan perusahaan, yang berimbas pada jalannya trayek.

“Soal pembekuan dan pencabutan, serta peringatan ini, sudah seringkali kami komunikasikan bersama Organda,” ucapnya.

Sementara itu dihubungi terpisah, Sekretaris Organda Kabupaten Gunungkidul, Wasdiyanto menjelaskan bahwa trayek yang sedianya akan dibekukan oleh Pemkab itu, sejatinya masih bisa dipertahankan, dihidupkan. Karena saat ini saja, untuk trayek yang sepi, mulai dihidupkan dengan mengoperasikan bus angkutan ukuran sedang produksi 2010 atau setelahnya.  (Maria Dwi Anjani).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar