Bakso Dan Soto ‘Marem’ Pak Man, Kuliner Legendaris Di Tengah Kota

oleh -14745 Dilihat
oleh
Bakso Marem Pak Man di Jl. Sumarwi. insert: Soto babat salah satu menu. KH/ Kandar.

WONOSARI, (KH)— Banyak yang tahu, salah satu kuliner di pusat kota Wonosari, Gunungkidul ini begitu kondang. Tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai tempat jajan kesukaan saat ke Wonosari. Letaknya di jl. Sumarwi menjadikannya mudah dijangkau baik oleh karyawan di pusat pertokoan atau pegawai di sejumlah instansi.

Bukan hanya soal rasa, Bakso dan Soto Marem Pak Man merupakan salah satu warung kuliner yang diakui dapat menjaga kepercayaan pelanggan mengenai kualitas rasa, bahan, dan pelayanan sejak puluhan tahun silam. Bukan hal yang mudah, bertahan sejak dirintis pada tahun 1983 hingga kini tetap memiliki banyak peminat.

“Bakso Pak Man merupakan cikal bakal penjual bakso di Wonosari. Apabila omset sedikit menurun saya anggap masih wajar karena banyak sekali penjual lain bermunculan,” kata Ny Catis, istri alm. Pak Man Sabtu, (12/2/2017).

Saat merintis, ia dan suaminya berjualan di lapak tidak permanen atau tenda bongkar pasang di kompleks taman parkir sebelah utara Pasar Argosari, Wonosari. 15 tahun berselang ia memutuskan pindah di kios permanen di tempang yang sekarang.

Diriwayatkan, saat awal membuka usaha, daging sapi sebagai bahan pembuat bakso tidak digiling namun dicacah manual. Semenjak ada penggilingan daging, bermunculan pedagang bakso lain. Catis ingat, sekitar tahun 2003 hingga 2005 dalam sehari ia menghabiskan daging sebanyak 50-60 kg.

“Sekarang habis sekitar 30-an kilogram daging sapi. Apabila Natal dan Lebaran serta libur panjang dapat mencapai 1 kuintal,” jelasnya.

Saat ini Bakso Marem Pak Man memiliki 3 cabang yang dikelola oleh anak dan saudaranya. Dari ketiga cabang tersebut dirinya memperkerjakan sedikitnya 18 karyawan. Tutur Catis, dalam menjalankan usaha dirinya mengaku sedikit banyak meniru ciri khas atau karakter warga China. Karakter yang dipegang diantaranya tidak sembrono dalam hal sajian, yang dimulai sejak awal dahulu hingga kini.

Ia tidak mau merusak citra usahanya, diantaranya dengan selalu menggunakan 100 persen daging sapi asli, air sebagai kuah juga disaring, dan lain-lain. Pada prinsipnya, sebagaimana yang dilakukan suaminya dulu, tidak mau membohongi pelanggan demi keuntungan semata.

Selain aneka varian bakso dan soto, menu lain yang disediakan antara lain; nasi rames atau masakan jawa, ayam goreng, telur, lele dan lainnya. Perempuan asal Sukoharjo ini mengaku semua jenis menu dagangannya laris. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar