Belalang Susah dan Mahal, Penjualan Anjlok

oleh -2670 Dilihat
oleh
belalang goreng
Suhartini penjual belalang goreng dari Gadungsari, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul. (KH/ Kandar)

WONOSARI, (KH),– Tak seperti rasanya yang gurih, pebisnis kuliner olahan belalang goreng belakangan sedang menghadapi situasi yang pahit. Setidaknya ada dua alasan yang membuat mereka menggambarkan usaha jual beli belalang rasanya pahit.

“Belalang mahal, pun susah didapat, yang ke dua, penjualannya juga sepi,” ungkap penjual belalang goreng warga Padukuhan Gadungsari, Wonosari, Gunungkidul, Suhartini belum lama ini.

Penjualan belalang goreng yang anjlok signifikan disebut tak lepas dari akibat pandemi COVID-19. Sebelumnya ia mampu mengolah hingga 20 kilogram, semenjak pandemi hanya menyediakan sekitar 5 kilogram saja dalam setiap harinya.

“Peluang terjual dalam jumlah banyak tak seperti saat pariwisata dibuka. Saat ini benar-benar sepi,” keluh Suhartini.

Tak sebatas mengeluh soal omset yang merosot, ibu dua anak ini juga mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku berupa belalang mentah. Selain karena memang tidak sedang musim belalang, pemasok dari luar wilayah juga kehilangan lahan mencari belalang.

“Kawasan Bandara NYIA itu lokasi sumber belalang diperoleh. Saat ini tak lagi bisa diandalkan sebagai tempat mencari belalang. Karena sulit, harganya menyentuh Rp 130.000 per kilogram,” ungkap dia.

Tek berbeda dengan Suhartini, penjual belalang di ruas jalan Yogya-Wonosari, Sutini mengaku penjualannya menukik turun.

“Biasanya laku 50-an toples dalam sehari, saat ini menjual 20-an toples saja sulit. Meski mahal kami tak bisa menaikkan harga sembarangan, sebab berisiko tidak laku,” jelas Sutini.

Untuk tiap toples, belalang goreng olahan Sutini dijual dengan harga Rp 20 hingga Rp 25.000. Hasil dari menjual belalang goreng itu menjadi salah satu andalan pendapatan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan harian.

Ia berharap, pariwisata dibuka secepatnya. Dengan banyaknya wisatawan yang hilir mudik, belalang yang ia jajakan berpotensi laku terjual dalam jumlah banyak. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar