WONOSARI,(KH)— Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) DIY, Lusi Enny Yuniningsih menyatakan, siap memperkenalkan tiwul dan gatot kepada pelaku usaha restoran dan hotel berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Langkah ini diambil seiring banyaknya produk makanan luar yang mulai membanjiri pasaran sehingga menyebabkan makanan khas lokal tergusur. Agar makanan khas dapat diterima oleh makanan kelas menengah atas, pihaknya akan melakukan pelatihan bagi para pelaku usaha.
“Akan kita populerkan makanan khas yang ada di Gunungkidul dan kabupaten lainnya, karena salah satu tanggung jawab APJI adalah mempopulerkan makanan khas yang ada di Yogyakarta,” katanya saat melakukan pelatihan di salah satu pusat oleh-oleh di Wonosari, Selasa (7/4/2014).
Lusi mengaku optimis, Thiwul dan Garot Gunungkidul mampu menembus hotel berbintang dan dapat diterima oleh kalangan menengah ke atas. “Cara pemasaran juga menjadi salah satu perhatian kita sehingga harapanya mampu menjadi makanan berkelas,” katanya
Dijelaskan, pihaknya akan melakukan pelatihan bagi para pelaku usaha sehingga makanan yang mereka buat lebih higienis, menarik dan memiliki rasa yang enak, sehingga mampu menembus hotel berbintang dan menjadi dapat diterima oleh kalangan menengah ke atas.
“Pelaku usaha jasa boga juga akan kita ajarkan untuk melakukan inovasi terhadap makanan-makanan tradisional tanpa harus menghilangkan kekhasannya,” ungkap Lusi.
Sementara, Ketua APJI Gunungidul Desiyanti mengaku, untuk mengembangkan makanan tradisional pihaknya telah mengandeng Program Understanding Manager (PUM) Netherland Senior Expert .
Dengan pendampingan tersebut diharapkan para pengusaha jasa boga dapat mengolah makanan secara baik dan higienis. Serta pengelolaan manajemen dan pemasarannya juga kan terbantu. “Upaya pengembangan ini terus kita lakukan sehingga makanan khas Gunungkidul dapat menambus kelas menengah atas,” katanya. (Juju)