Memasuki wilayah Dusun Kedungpoh Lor, KH disambut oleh sebuah gapura masuk yang di atasnya bertuliskan “Kampung Madu”. Ingin segera melunasi rasa penasaran, KH langsung menuju ke kediaman seorang teman lama, Tri Marsudi. Ternyata, sekarang Tri Marsudi menjadi kepala dukuh di Dusun Kedungpoh Lor.
Alasan itulah yang membuat Tri Marsudi, yang akrab dipanggil Dukuh Gowang, memutuskan untuk melepas jabatan Kaur Desa dan memilih menjadi Dukuh. “Saya ingin total bekerja untuk masyarakat langsung. Dengan menjadi Dukuh, wilayah kerja saya kan selalu bersinggungan langsung dengan masyarakat. Walaupun secara pangkat dan gaji mengalami penurunan,” ujarnya terkekeh.
Nilai ekonomis madu yang tinggi membuat warga Dusun Kedungpoh Lor Kalurahan Kedungpoh Kapenewon Nglipar semakin semangat beternak madu. Satu botol madu dalam wadah bekas “Sirup Marjan” dijual dengan harga Rp. 200.000. Satu botol kecil madu dalam wadah bekas UC dijual seharga Rp. 50.000.
Seperti diketahui bersama bahwa madu adalah produk alami yang dihasilkan oleh lebah. Banyak sekali manfaat madu untuk kesehatan. “Madu di sini dihasilkan oleh lebah jenis “Serana”. Di musim dan iklim yang baik, kami bisa panen madu 4 kali dalam satu tahun,” Dukuh Gowang menerangkan. Saat ini Kelompok Peternak Madu “Sari Alami” memiliki 200 Stup (kotak tempat tawon/lebah bersarang). Satu kotak rata-rata menghasilkan 1,5 kg madu per tahun. “Kami menjamin produk madu kami murni. Hanya, yang sering membedakan itu kadar air yang terkandung di dalam madu. Ini dipengaruhi oleh cuaca, atau jenis makanan yang dikonsumsi lebah berupa bunga-bunga,” terang Pak Dukuh.
Pada perjalananannya, melalui kerja sama dengan pihak Kehutanan dan UGM, Kelompok Peternak Madu “Sari Alami” semakin berkembang. Beberapa waktu lalu para anggota kelompok menggencarkan penanaman bunga “Santos Temon” di pekarangan rumah dan pinggir-pinggir jalan. “Kembang Santos Temon adalah jenis kembang sebagai makanan favorit lebah jenis Serena, dan itu bisa menghasilkan madu yang berkualitas, Mas,” ujar Dukuh Gowang
“Jika kemarau kadang aliran air sering macet. Setelah ditelusuri selangnya, ternyata dicegat tetangga lain yang menyalurkan air ke rumahnya,” ujar Dukuh Gowang pelan. “Telah lama hal ini menjadi pemikiran saya. Dan sebagai dukuh saya harus menawarkan solusi tentang masalah air di sini. Sebelum terlambat,” ujarnya optimis.