Pedagang Buah Desa Putat

oleh -14341 Dilihat
oleh
ucapan Natal Golkar

buah

iklan kh

PATUK, (KH) — Kecamatan Patuk merupakan salah satu Kecamatan yang kaya akan hasil alamnya. Beberapa macam buah-buahan dapat tumbuh subur dan berkembang. Di setiap musim hujan maupun kemarau menghasilkan rejeki tersendiri bagi para pemilik tanaman buah-buahan.

Banyaknya buah-buahan yang berada di sekitar Kecamatan Patuk dimanfaatkan warga untuk dijual  kepada wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul. Seperti yang dapat ditemui di Desa Putat, ada beberapa penjual buah dan makanan khas Gunungkidul.

Sri Maryati (56) warga Kerjan, Beji, Patuk mengaku, telah berjualan sebagai pedagang buah sejak Tahun 2004 lalu. Ia mendapatkan buah dan makanan seperti krecek, Patolo, rengginang, dan berbagai macam olahan kerupuk dari beberapa wilayah di Gunungkidul.

“Kalau buah, sudah ada yang setor 3 hari sekali dari Patuk maupun Tepus, sedangkan untuk olahan kerupuk mengambil dari Menthel dan Bedoyo,” katanya. Jumat (23/01/2015).

Ia menjelaskan, para wisatawan lebih menyukai produk olahan kerupuk dari pada membeli buah. Menurutnya, aneka olahan kerupuk dapat bertahan lebih lama dibanding dengan buah.

Sementara itu, Wawan (46) warga Putat, Patuk yang juga berjualan buah mengatakan, kesulitan produksi buah di Gunungkidul yang masih tergantung musim. Saat musim hujan berbagai buah mudah untuk didapatkan. Tetapi ketika musim kemarau, hanya terdapat beberapa buah yang ada di Gunungkidul.

“Karena buah yang saya jual hanya buah lokal dari para petani di Gunungkidul, ya, setiap musim kemarau dagangan jadi kurang lengkap,” ujarnya.

Untuk omset yang diperoleh tidak menentu. Saat musim liburan, Hari Sabtu atau Minggu, dalam waktu sehari ia mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp 350-400 ribu. Ia mengaku lebih memilih menggunakan buah dan olahan makanan krupuk lokal Gunungkidul dari pada harus mengambil produk luar daerah.

“Dahulu saya pernah mencoba dengan menjual buah dari luar kota. Ternyata mudah busuk, karena terlalu matang dan untuk ketahanannya lebih lama buah lokal,” ungkapnya.

Ia menambahkan, adanya wacana pemerintah untuk membuat pasar buah, diharapkan tidak mengurangi omset saat ini. Letak lapak buah-buahan yang terletak di pinggir jalan Jogja-Wonosari, dianggap para penjual buah sangat strategis.

“Diharapkan, pemerintah juga memikirkan omset, jika memang akan dibangun pasar buah. Karena yang kami takutkan, berpindahnya tempat akan mempengaruhi omset yang ada,” pungkas Wawan. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar