Merti Desa Nglipar Digelar Setengah Bulan

oleh -2501 Dilihat
oleh

NGLIPAR, Kabarhandayani.– Merti Desa atau Bersih Desa Nglipar akan dilaksanakan pada Senin Kliwon, (26/5/2014) dengan agenda adat kirim doa dan tumpengan untuk kemakmuran Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Kegiatan masyarakat Desa Nglipar ini juga disertai dengan berbagai kegiatan yang dimulai sejak tanggal 15 Mei 2014.

Oke Suwardi, S.Pd. Koordinator Seksi Pertunjukan menjelaskan bahwa rangkaian acara adat yang digelar setengah bulan tersebut berdasarkan adat turun temurun. “Merti desa atau rasul tahun ini kami laksanakan atas dasar pedoman adat nenek moyang. Misalnya, untuk agenda tawu empat sumur tua  harus kami laksanakan setahun sekali di hari Kamis Wage. Kebetulan hari Kamis Wage bulan ini berada ditanggal 15 Mei, inti dari kegiatan berupa gendurenan (kenduri) di Balai Desa Nglipar harus dilaksanakan di hari Senin Kliwon (26/5/2014). Puncak acara merti desa pun harus menggelar wayang kulit pada hari Kamis Pon nanti (29/5/2014),” jelas Oke.

Agar pelaksanaan even budaya di Desa Nglipar yang sarat makna ini lebih meriah, maka dari tanggal 15 tersebut berbagai kegiatan budaya potensi lokal ditampilkan. “Setelah pelaksanaan tawu sumur tanggal 15 Mei tersebut, kami menggelar bazaar produk lokal (26/5/2014), doa kristiani (23/5/2014), kirab budaya (25/5/2014), acara inti gendurenan (26/5/2014), pentas band lokal dan campursari (27/5/2014), pentas hiburan kreativitas masyarakat (28/5/2014), sarasehan budaya (28/5/2014), dan pagelaran wayang kulit (29/5/2014),” ujar Oke.

Sarasehan budaya yang akan digelar pada Rabu Pahing (28/5/2014) pukul 19.00 akan menghadirkan dua narasumber yang merupakan tokoh kebudayaan di Gunungkidul. Hal itu bertujuan untuk memotivasi masyarakat Desa Nglipar untuk melestarikan budaya lokal.

“Kami (Panitia) mengadakan acara sarasehan budaya yang nantinya mengundang Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan serta Ketua Dewan Budaya Kabupaten Gunungkidul sebagai narasumber dengan harapan melalui materi yang disampaikan oleh dua Narasumber  tersebut maka masyarakat terbuka wawasannya untuk menggali, melestarikan potensi lokal agar dikenal secara luas,” pungkas Oke. (Bill_s/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar