WONOSARI, (KH),– Passion berwirausaha ada dalam diri pemuda asal Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Alan Efendhi. Sehingga lelaki berusia 31 tahun ini memilih menyegerakan mengembangkan wirausaha usai lulus dari sebuah universitas di Jakarta.
Usai diwisuda dirinya tak lantas mencari pekerjaan baru dengan bekal ijazahnya, namun dirinya lebih serius mengembangkan wirausaha yang dirintis sebelumnya.
Alan mengisahkan, merintis wirausaha telah dimulai sejak ia bekerja menjadi tenaga lapangan di Jakarta. Selain membagi waktu kerja dengan kuliah, dirinya meminta orang tuannya yang tinggal di Nglipar, Gunungkidul untuk mulai menanam lidah buaya (Aloe Vera).
Singkatnya, setelah membudidayakan lidah buaya berhasil, Alan gigih melaukan uji coba mengolah lidah buaya tersebut menjadi produk minuman yang menyegarkan. Uji coba membuat minuman ini dilakukan disaat senggang antara waktu kerja dan kuliah.
“Ibu yang membudidayakan, dulu saya selalu pantau dari Jakarta. Saat mulai belajar mengolah saya lebih sering pulang-pergi Jakarta-Gunungkidul,” kata dia saat ditemui di kios Aloe Stations di Jl Veteran, Kepek, Wonosari ini.
Kios yang baru dibuka sekitar 3 minggu itu menjual aneka varian minuman berbahan dasar lidah buaya. Membuka kios yang menjual aneka produk olahannya sendiri itu baru terealisasi tahun ini usai lulus kuliah 2016 silam.
“Setelah mempertimbangkan berbagai kesiapan, target segera buka dapat terealisasi tahun ini,” kata dia.
Sebelum membuka kios dirinya masih menjual minuman cup aloe vera di kediamannya. Dalam kegiatan produksi dan menjual produk Alan dibantu ibu dan beberapa tetangganya. Saat pasar semakin luas, Alan juga mengajak warga di sekitar ia tinggal untuk menanam lidah buaya.
“Sebelum menjual di kios sewaan, sebelumnya penjualan dari rumah telah mencapai 300 cup tiap hari,” imbuh Alan.
Setelah dirinya yakin produknya mulai familier, ia memutuskan berhenti bekerja dari sebuah perusahaan kontraktor. Tidak untuk mencari pekerjaan baru bermodal ijazah, namun usai pulang kampung dirinya mantap menggelar dagangan berbagai produk varian baru minuman aloe vera. “Minuman es cendol lidah buaya dengan varian topping tape, cincau hitam, durian, nangka, dan alpukat,” rinci lelaki yang hobi bersepeda ini.
Menurutnya, minuman cendol yang berbahan dasar lidah buaya itu lebih kaya vitamin dibanding cendol berbahan pati. Kandungan vitamin komplit, kecuali vitamin D. Selain kaya vitamin harganya juga cukup murah. Antara Rp. 5 ribu hingga 8 ribu.
“Target penjualan awal buka cukup lumayan, dalam sehari laku 50-60an mangkuk/ porsi,” tukas Alan. (Kandar)