83 Ekor Sapi Kurban Terpapar Cacing Hati

Petugas dari berbagai unsur memeriksa daging kurban. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul menemukan adanya 83 ekor sapi yang terpapar cacing hati.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wuladari mengatakan, pada pelaksanaan penyembelihan hewan kurban pihaknya menerjunkan ratusan personel. Petugas yang terjun diantaranya dari sektor kesehatan, pemerintah maupun bekerjasama dengan mahasiswa kedokteran hewan di beberapa universitas.

Para petugas ini berkeliling ke lokasi penyembelihan hewan kurban selama hari tasyrik untuk mengecek dan memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan dibagi menjadi 2 kategori antemortem dan postmortem.

Pada pemeriksaan antemortem ini meliputi pengecekan suhu, denyut jantung, pencernaan, selaput lendir, feses dan lainnya.,

Kemudian pengecekan postmortem atau sesudah disembelih meliputi pemeriksaan organ-organ dalam, ada cacing hati atau tidak, limpa normal atau tidak, kemudian pada jantung ada larva cyticercus atau tidak.

“Dari pemeriksaan 4.143 ekor sapi ditemukan 83 sapi kurban terjangkit cacing hati,” kata Wibawanti Wulandari.

Pihaknya kemudian meminta panitia kurban untuk mengafkir hati yang terpapar cacing hati tersebut. Pada bagian yang ditemukan cacing dimusnahkan dengan cara dikubur, sedangkan jika ada bagian yang masih bagus bisa dibagikan ke penerima hewan kurban untuk dikonsumsi.

“Kategori paparan cacing hati ini masih tergolong ringan. Maka dari itu masih ada yang bisa dikonsumsi,” tandasnya.

Wibawanti menambahkan, apabila hati sapi yang terpapar cacing hati tetap dikonsumsi akan berdampak buruk bagi kesehatan pengkonsumsinya.

“Bisa muntah-muntah hingga diare. Maka dari itu, kami selalu turunkan petugas untuk pemeriksaan dan edukasi ke masyarakat. Jangan sampai di momen yang baik ini justru ada yang jatuh sakit karena kurang hati-hati saat mengkonsumsi hewan kurban,” imbuhnya.

Menurutnya, terjangkitnya hati sapi dengan parasit biasanya cacing hati ini disebabkan karena kebersihan ternak dan lingkungan yang buruk. Kemudian pemberian pakan yang kurang higienis sehingga bakteri terbawa dan tumbuh di dalamnya.

“Kebersihan kandang dan ternak sangatlah penting untuk menjaga kesehatan hewan itu sendiri,” kata dia.

Selain memperhatikan kualitas daging sebelum disembelih, Wibawanti mengatakan pihaknya juga mengawasi proses pengepakan hingga distribusi daging kurban untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi yang membahayakan kesehatan masyarakat.

“Secara menyeluruh semua berjalan dengan aman dan baik,” pungkas dia.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar

Pos terkait