27 Warga Gunungkidul Positif Terjangkit Antraks

oleh -
Hewan ternak dikubur setelah mati mendadak. KH.

GUNUNGKIDUL, (KH),– Pemkab Gunungkidul intens terus melakukan upaya penanggulangan wabah antraks di Gunungkidul. Upaya tersebut dilakukan pasca sampel darah hewan ternak yang mati mendadak serta tanah di kawasan sapi mati terbukti positif terdapat spora antraks.

Kasi Kesehatan Hewan Dan Verteriner, Dinas Pertanian Dan Pangan (DPP) Gunungkidul, drh Retno Widyastuti mengugkapkan, dari 6 sampel yang dikirim ke Balai Besar Verteriner Wates dan Bogor, 4 diantaranya positif terdapat spora antraks.

Guna mencegah penularan ke hewan ternak lain termasuk ke manusia dilakukan penanggulangan dengan melakukan surveilans termasuk pemberian antibiotik dan kaporisasi.

“Disiapkan formalin, vaksin dan obat-obatan serta vitamin untuk sekitar 10.000-15.000 populasi ternak,” kata drh Retno.

Pihaknya menyebutkan, hingga saat ini terdapat 21 sapi dan 15 kambing mati mendadak. Namun yang telah terkonfirmasi terkena antraks merupakan ternak yang berasal dari Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Pojong. Sementara hewan ternak yang menyusul ditemukan mati di kecamatan lain hasil uji laboratoriumnya belum keluar.

Semenjak status suspek antraks ditetapkan, DPP menghimbau untuk tidak mengkonsumsi hewan ternak yang mati dengan gejala yang mengarah terkena antraks. Hewan-hewan ternak tersebut harus dikubur agar bakteri tidak ke luar dari tubuh ternak dan menyebar.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul menyebutkan, spora antraks telah menular ke manusia. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Sumitro mengungkapkan, setidaknya ada 600-an warga dari Kecamatan Ponjong dan Semanu melakukan kontak dengan sapi mati. Diantaranya beraktivitas di dekat kandang, menyembelih, hingga makan daging sapi mati.

Dari ratusan warga tersebut, 87 diantaranya mengalami gejala klinis dicurigai terkena antraks. Lalu, lanjut dia, 54 diantaranya telah diambil sampel darah dan swab lukanya.

“Dari 54 orang yang diambil sampel darah dan lukanya, 27 warga dinyatakan positif terjangkit antraks. 27 warga tersebut merupakan warga di Padukuhan Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong,” ungkap dia.

dr. Sumitro menambahkan, 27 warga saat ini dalam pengawasan Dinas Kesehatan. Mereka menjalani perawatan diantaranya diberi antibiotik. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar