Warga Panggang Bunuh Diri di Pohon Jati

oleh -406 Dilihat
oleh
ilustrasi bunuh diri
Ayo bantu cegah bunuh diri dengan peduli diri sendiri dan peduli sesama di dekat kita. Foto ilustrasi: Tribunjabar.

PANGGANG, (KH),– T (48) warga Panggang, Gunungkidul ditemukan bunuh diri Minggu (18/7/2021). T mengakhiri hidup secara gantung diri di pohon jati di sebuh bukit atau alas di kalurahan sebelah.

Peristiwa tragis itu pertama diketahui oleh SUN (45) warga asal kalurahan tempat peristiwa bunuh diri terjadi.

“Mulanya saksi hendak pergi mencari rumput untuk pakan ternak. Saksi berangkat sekitar pukul 14.30 WIB,” terang Kasubag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suryanto Minggu (18/7/2021).

Saat melintas di sebuah alas atau ladang tempat kejadian yang tidak begitu jauh dari kediaman korban, ia melihat ada sesosok orang tergantung. Saksi mengetahui peristiwa itu sekitar pukul 15.00 WIB.

“Saksi lantas menghubungi warga lain. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek setempat,” imbuhnya.

Kapolsek Panggang, AKP Mujiman menyatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab korban mengakhiri hidupnya. Hasil pemeriksaan petugas Puskesmas, di tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan.

“Korban dinyatakan meninggal murni lantaran bunuh  diri,” tukas AKP Mujiman.

Setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. (Edi padmo)

***

Catatan Redaksi:

  1. Ayo bantu ringankan beban dan pulihkan keluarga terdampak bunuh diri, dan berhentilah mencemooh, mengolok-olok atau menghujat orang/keluarga penyintas dari bunuh diri. Kejadian bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan dan problema kita bersama, dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status sosial, pendidikan, agama, jender, dan atribut-atribut lainnya.
  2. Ayo bantu cegah bunuh diri di Gunungkidul dengan cara peduli kondisi fisik dan kejiwaan anggota keluarga, sanak saudara, dan sesama. Berikan bantuan kepada sesama yang memerlukan dukungan permasalahan kejiwaan atau kesejahteraan mental.
  3. Menyambungkan sesama yang membutuhkan pertolongan problema kejiwaan dengan layanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) atau layanan konseling kepada pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dapat menjadi upaya preventif mencegah bunuh diri.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar