PURWOSARI, kabarhandayani.– Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul melakukan pelatihan tanggap bencana di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Jumat (29/8/2014). Kegiatan ini diharapkan dapat meingkatkan kesiagaan masyarakat jika terjadi bencana.
Pelatihan dilakukan BPBD bersama PMI Cabang Gunungkidul dipusatkan di Balai Dusun Blado, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari. Pada tahap awal, kegiatan ini diikuti oleh 30 warga yang selama ini menjadi anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB).
Koordinator kegiatan dari PMI Gunungkidul Suwarsono mengatakan, berbagai teori dan dilanjutkan praktek, di antaranya menolong korban dengan kondisi luka berat, luka ringan dan evakuasi dilaksanakan dalam pelatihan tersebut.
Dia berharap, ketika terjadi bencana tanah longsor dan banyak korban jiwa, relawan yang telah dilatih (FRB) mampu melakukan pertolongan pertama. “Ada teori dan praktik yang kita ajarkan untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban jika terjadi bencana,” katanya di sela acara.
Dalam pelatihan tersebut relawan harus mampu memilih dan memprioritaskan korban yang secepatnya ditolong. “Jika ada banyak korban, kita harus memprioritaskan korban yang luka berat atau kondisi kritis untuk mendapatkan pertolongan. Jika ada yang meninggal, untuk sementara tinggalkan dulu,” pintanya.
Ketua Forum PRB Desa Giritirto Kecamatan Purwosari, Sutarman mengungkapkan pelatihan ini dinilai sangat bermanfaat karena saat bencana terjadi jadi tahu apa yang seharusnya segera dilakukan. “Ilmu ini kami kami tularkan pada warga di setiap RT di Desa Giritirto, sehingga kalau ada bencana mereka tahu cara pertolongan dan evakuasi,” katanya.
Sementara Kades Giritirto, Sudarman mengaku wilayahnya rawan terjadinya bencana, di antaranya tanah longsor dan gempa bumi. “Bahkan di tahun 2006 lalu desa kami paling parah, puluhan rumah rusak, karena memang wilayah Desa Giritirto dekat dengan pecahan lempeng (patahan) bumi, karena dekat dengan Bantul,” ujarnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sutaryono menambahkan, kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian gladi atau simulasi bencana gempa bumi berpotensi longsor di desa ini yang akan dilaksanakan Senin (1/9) mendatang. “Dalam gladi atau simulasi nanti kita akan melibatkan sekitar 150 warga Dusun Blado,” ungkapnya.
“Bukan hanya evakuasi dan pertolongan korban, praktek dapur umum yang melibatkan ibu-ibu juga akan dilaksanakan. Nantinya ada sekitar 100 warga yang akan mengungsi dan ditempatkan di tenda,” katanya. (Juju/Jjw).