Viral Rumah Tua Dengan Arsitektur ‘Beda’, Tim Ahli Cagar Budaya Segera Kunjungi

oleh -4370 Dilihat
oleh
Rumah tua milik Bupati ke 18 Gunungkidul, Prawiro Suwignyo. (KH/Kandar)

PONJONG, (KH),— Rumah tua dengan struktur bangunan dan arsitektur yang mencolok unik dan beda dengan rumah tradisional di Gunungkidul pada umumnya viral belakangan ini. Sebagaimana diketahui, Joglo dan Limasan menjadi rumah tradisional yang umum ada di Gunungkidul. Sementara, rumah yang disebut-sebut dahulu milik Bupati Gunungkidul ke 18, Prawiro Suwignyo ini berbentuk bukan Limasan ataupun Joglo.

KH berkunjung ke rumah yang berada di Dusun Pati, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul itu, Minggu (27/9/2020) lalu. Melihat dari dekat, kondisi rumah mengalami kerusakan cukup serius.

Struktur penyusun rumah terutama dinding yang terbuat dari kayu banyak yang jebol serta lapuk dimakan usia. Hal tersebut tak aneh, sebab rumah tersebut telah ada sekitar tahun 1950-an. Sebagaimana diketahui Prawiro Suwignyo menjabat Bupati Gunungkidul pada kurun waktu 1958-1959.

Keponakan putri dari Prawiro Suwignyo, Rokib (75) mengatakan, rumah, seingat dia telah dikosongkan sekitar tahun 1965. Setelah itu, tak pernah atau sangat jarang ditengok.

Dirinya bercerita, Prawiro Suwignyo memiliki 3 anak, diantaranya Sucipto, Suroyo, dan Asri Subaryati. Anak terakhir, Asri Subaryati-lah yang kemudian mempunyai hak atas tanah dan bangunan itu. Namun, usai lulus di perguruan tinggi Asri lantas menjadi guru di Pematang Siantar.

Sambung Rokib, setelah itu Asri berkeluarga dan kembali menjadi guru di wilayah Malang. Hingga akhirnya meniti karir politik dengan pencapaian yang tergolong sukses. Asri Subaryati ini, sambung Rokib, ibu dari Martanty Soenar Dewi yang sekarang mencalonkan diri sebagai wakil bupati Gunungkidul.

Pensiunan anggota Polri ini menuturkan, bangunan rumah setahu dia merupakan Kampung Cere Gancet dengan variasi bagian depan. Saat dibangun, keberadaannya pernah menjadi rumah yang tergolong paling baik se kecamatan Ponjong.

Rokib (75). (KH/Kandar)

Selain bagunan yang masih berdiri saat ini, bagian samping dulu terdapat kampung memanjang ke belakang. Sementara di belakang terdapat limasan dengan ukuran besar. Karena pertimbangan tidak dipakai, bangunan tersebut dijual. Salah satunya laku untuk pembangunan balai padukuhan Tanggulangin. Adapun bangunan yang tersisa saat ini diperkirakan tinggal seluas 98 meter persegi saja. Di Bangunan rumah bagian depan terdapat banyak cendela yang cukup tinggi.

“Di kawasan tanah seluas 4.000-an meter persegi itu, dulu juga terdapat kolam ikan dan kandang kuda,” ungkap Rokib.

Lebih jauh disampaikan, Dahulu selain digunakan sebagai tempat tinggal juga pernah dimanfaatkan sebagai kantor lembaga yang membawahi urusan pendidikan atau keguruan.

Sekeliling rumah cukup bersih dan asri. Dahulu banyak ditumbuhi pohon kelapa dan beraneka buah-buahan.

Senada dengan Rokib, tetangga rumah tua, Suyono membenarkan, dahulu rumah itu merupakan yang terbaik dan termegah. Meski kondisi rusak serius di semua bagian, dirinya menilai rumah itu tergolong awet.

Terpisah, Kepala Bidang Warisan Budaya, Kundha Kabudayan Gunungkidul, Ch Agus Mantara belum berani menjelaskan soal seluk beluk rumah itu. Pihaknya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Gunungkidul akan mengunjungi rumah itu secepatnya.

“Mengenai struktur dan arsitektur bangunan sementara kami belum bisa sampaikan. Nanti setelah peninjauan ke lokasi baru kami sampaikan temuannya,” kata Agus. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar