GUNUNGKIDUL, (KH),– Beberapa waktu terakhir upacara kelulusan banyak digelar institusi pendidikan di Kabupaten Gunungkidul. Mulai dari jenjang SD hingga SMP.
Ada yang unik sekaligus menarik pada upacara kelulusan siswa kelas IX SMP 2 Rongkop di Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (21/6/2022) kemarin. Salah satu murid yang tamat belajar tahun ini menjadi dalang pada pertunjukan Wayang Kulit.
Wayang kulit memang dipentaskan sebagai salah satu rangkaian upacara kelulusan. Kepala SMP 2 Rongkop, Tutik Suprapti menyampaikan, pelepasan siswa tahun ini sengaja mengusung tema budaya.
Dijelaskan, alasan menggelar pentas seni Wayang Kulit dengan dalang salah satu siswa ini karena institusinya mengusung tema sekolah 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa halus, dan Bahasa Inggris.
“Wayang dimainkan diantaranya dengan Bahasa Jawa halus. Sengaja pula, dalam seremoni kelulusan pengantarnya menggunakan Bahasa Jawa halus dan Bahasa Indonesia,” terang Tutik disela acara.
Dalang siswa dia sebut hanya butuh 3 kali latihan hingga bisa mementaskan pertunjukan Wayang. Saat pentas sang dalang dibersamai wiyaga atau pengiring musik gamelan serta sinden yang tak lain murid dari sekolah setempat.
“Sekolah kami kecil, tahun ini meluluskan 37 siswa. Lokasinya juga di pinggiran, dekat pantai. Kami konsen menanamkan cinta seni dan budaya lokal kepada siswa,” tutur kepala sekolah yang baru menjabat sejak November tahun kemarin ini.
Dia mengutarakan, pelepasan siswa dengan pentas Wayang baru pertama kalinya. Awalnya, dia melihat ada potensi anak yang suka dengan seni Wayang. Siswa tersebut kemudian masuk dalam ekstrakurikuler Bahasa Jawa sembari mengasah kemampuan memainkan Wayang bersama guru mata pelajaran muatan lokal yang punya kemampuan seni Karawitan.
Bahasa Jawa halus menjadi salah satu muatan lokal prioritas. Berbahasa Jawa halus atau krama inggil Tutik yakini dapat membentuk karakter siswa sehingga punya sikap lembut dan berbudi pekerti.
“Saya berharap generasi penerus mencintai budayanya. Jangan sampai identitas kita tergantikan dengan identitas budaya yang lain. Mari cintai dan lestarikan budaya Jawa,” ajak Tutik.
Dalang pada pentas Wayang, Bambang Wijonarko mengaku suka dengan Wayang Kulit sejak Taman Kanak-kanak. Kegemarannya pada seni Wayang Kulit karena dia mengidolakan orang tuanya yang mendedikasikan diri menjadi pelaku seni. Ayah Bambang selama ini memang merupakan dalang Wayang Kulit.
Pentas sebagai dalang bukan kali pertama. Dia sebelumnya pernah ikut dalam festival dalang anak di Kabupaten Gunungkidul. Bambang pun keluar sebagai dalang terbaik salah satu kategori pada festival yang digelar tahun 2018 lalu.
“Saya banyak belajar dalang di rumah bersama bapak. Beberapa kali juga belajar bersama teman bapak sesama pelaku seni,” ujar Bambang.
Dia berharap, guna memberi kesempatan dan ruang bagi pelajar atau generasi muda mendalami kesenian, kelak di Gunungkidul didirikan sekolah khusus seni seperti di wilayah Yogyakarta yang lain. (Kandar)