Tanam Kapas Lahan Kering Di Lahan Tumpangsari Palawija, Petani Semakin Untung

oleh -7497 Dilihat
oleh
Panen kapas di wilayah Playen. (dok. DPP)

PLAYEN, (KH),– Kelompok Tani (Poktan) Manunggal, Kalurahan Bleberan, dan Poktan Agra dari Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul menggelar panen raya tanaman kapas lahan kering, beberapa waktu lalu.

Ketua Poktan Agra, Maryati memberikan alasan dirinya dan para petani senang menanam kapas. Menurutnya tanaman kapas menjadikan lahan tetap produktif di musim kemarau. Petani masih memungkinkan menerima hasil dari lahan pertanian. Selain itu, hasil panenan kapas dapat dipastikan terserap pasar.

“Komoditas yang langsung laku menjadi pilihan petani untuk ditanam. Kedepan kami Poktan Agra menginginkan pengembangan kapas seluas 10 hektar,” kata Maryati.

Kelompoknya dan Poktan Tani Manunggal berharap bantuan infrastruktur air berupa perpipaan. Petani berniat mengoptimalkan keberadaan sumber air di sekitar lahan. Sehingga nanti akan lebih menjamin keberhasilan usaha tani warga, baik tanaman kapas maupun hortikultura.

Sementara itu Ketua Poktan Tani Manunggal, Rohmadi menyebutkan, tahun ini mengusahakan tanaman kapas seluas 4 hektar yang tersebar di beberapa petak lahan milik anggota. Hasil kapas tahun 2020 ini tergolong baik, sehingga para petani merasa sangat senang. Menurutnya, usaha tani penanaman kapas tahun ini didukung curah hujan yang cukup sehingga tanaman mampu berbunga.

“Tahun 2017, 2018, dan 2019 curah hujan kurang sehingga usaha penanaman kapas kurang berhasil. Pola budidaya yang diusahakan yakni tumpangsari dengan jagung dan kacang tanah,” tutur Rohmadi.

Adapun hasil untuk satu hektar lahan dengan sistem tumpangsari  didapat jagung 1 ton pipil kering,  0,5 ton wose kacang tanah dan kapas yang mampu dipanen sebanyak 1 ton.

Lebih juah Rohmadi menuturkan, dengan pola tumpangsari, tanaman kapas tidak mengurangi populasi jagung dan kacang tanah yang ditanam, sehingga kapas akan memberikan tambahan pendapatan hingga Rp 5.300.000,- untuk tiap hektar.

Jumlah keuntungan tersebut merupakan hitungan jumlah panen tiap hektar dengan harga jual kapas yang disepakati oleh perusahaan yang akan menampung hasil panen dengan membeli Rp 5.300 per kilogram.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar