Stres Akan Selalu Ada Selama Kita Masih Hidup

oleh -2731 Dilihat
oleh
psikiater
Psikiater RSUD Wonosari, dr. Ida Rochmawati, MSc., Sp.KJ (K).

GUNUNGKIDUL, (KH),– Stres tidak selalu berkonotasi negatif. Karena dengan stres, seseorang akan belajar banyak hal dalam hidupnya, meletupkan motivasi sekaligus menjadi energi untuk inovasi. Demikian disampaikan psikiater RSUD Wonosari, dr. Ida Rochmawati, Sp. KJ., memberikan keterangan menyangkut gangguan stres, Selasa (8/6/2021).

Lanjut dia, namun, bila berlangsung kronik, stres bisa mempengaruhi kesehatan karena stres kronik bisa meningkatkan  cortisol secara berlebihan.

Panjang lebar dijelaskan, bila stres kronik, bagian otak yang bernama hypothalamus akan terkoneksi dengan bagian otak lain yang bernama pituitary gland, lalu berkoneksi dengan kelenjar yang terletak di atas ginjal yang bernama adrenal gland. Adrenal gland itulah yang memproduksi cortisol.

“Dalam kadar yang seimbang cortisol sebenarnya bermanfaat mengendalikan stres yang dapat dipengaruhi oleh kondisi infeksi, cedera, aktivitas berat, serta stres fisik dan emosional. Tidak hanya itu,  cortisol juga membantu mempertahankan tekanan darah normal, sekaligus mengendalikan kadar gula darah dengan melepaskan insulin,” ungkap dia.

Namun, cortisol yang berlebihan dapat mengakibatkan ganggutan memori dan atensi, menurunnya sensitivitas terhadap nyeri dan gangguan syaraf yang lain, gangguan pencernaan, peningkatan kadar gula darah, tekanan darah meningkat, risiko penyakit jantung, meningkat, dan system kekebalan tubuh menurun.

“Yang pasti stres bisa dikendalikan dengan beberapa tips,” imbuh dia.

Tips mengendalikan stress antara lain : kenali emosi, terima perasaan, jaga jarak dari sumber atau pemicu stress; berusaha tidur cukup; pola makan bergizi; melakukan hobi, olahraga; relaksasi; berbagi rasa dan cerita dengan orang terdekat dan terhubung dengan komunitas yang supportif serta tingkatkan religiusitas dan spiritualitas.

“Lakukan 4 hal, Avoid (menghindar), Alter (mengubah), Accept (menerima) dan Adapt (menyesuaikan),” terang dr. Ida.

Terakhir dr. Ida menghimbau untuk merubah apa yang bisa diubah, lantas menerima apa yang tidak bisa diubah. (red)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar