WONOSARI, (KH)– SMKN 1 Tanjungsari merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Gunungkidul yang memiliki visi misi mengembangkan potensi bidang Agribisnis Perikanan dan Kemaritiman untuk mewujudkan ketahanan pangan serta mengoptimalkan sumber daya alam.
Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjungsari, Drs. Sudiyarto, M.Acc, saat ditemui mengatakan, lembaga yang dipimpinnya mengupayakan lulusan yang terampil di bidang kejuruan yang ada sehingga dapat terserap di perusahaan perikanan baik dalam maupun luar negeri.
Sesuai potensi di Gunungkidul akan bidang kelautan, SMK ini memiliki empat kompetensi keahlian searah, yakni Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan, dan Agribisnis Perikanan serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
“Untuk Nautika Kapal Penangkap Ikan, dikonsentrasikan mendidik siswa bidang penangkapan ikan, navigasi kapal dan Basic Safety Training (BST) dan Teknika Kapal Penangkap Ikan bertujuan mendidik siswa pada bidang permesinan kapal meliputi servis, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan mesin,” jelas Sudiyarto, Senin , (30/5/2016).
Lalu, lanjut dia, agribisnis perikanan yakni membekali siswa pada bidang pengembangan benih, perawatan, hingga pengolahan ikan, serta jurusan Teknologi pengolahannya memberikan ilmu pada bidang pengolahan ikan.
Sekolah yang berada di Jl Baron, Kemadang Tanjungsari ini mampu mengantarkan 90 persen tiap tahun lulusannya terserap di dunia kerja. Berdasar penelusuran sementara lulusan tahun ini mereka telah diterima di dunia kerja diantaranya 15 taruna ke Korea dan 4 taruna ke Jepang, sedangkan puluhan lainnya masuk perusahaan otomotif dalam negeri, beberapa yang lain di perusahaan elektronik di Malaysia.
Karena merupakan sekolah peminatan, lembaga yang berdiri pada tahun 2004 ini selain muridnya berasal dari Tanjungsari, ada yang dari Panggang, Patuk, Ponjong, serta dari luar Gunungkidul seperti Klaten, Bogor dan Nganjuk.
“Kami menyediakan asrama dengan kapasitas 80 anak untuk menampung mereka yang berdomisili jauh dari sekolah,” tambah Sudiyarto.
Ia menekankan, sekolah benar-benar melatih untuk disiplin dan menjadi pekerja keras. Dicontohkan, anak harus sampai disekolah pukul 06.30 WIB. Berdasar pengalaman, banyak anak mengalami kecelakaan lalulintas karena ramainya jalan dan rute ke sekolah dengan banyaknya tikungan jalan.
Tujuannya, sebut dia, agar anak berangkat lebih pagi dan ini terbukti mengurangi jumlah kecelakaan. Sebelum pembelajaran, kegiatan setiap pagi diantaranya apel lalu lari minimal 2 km, bersih-bersih, baru kemudian memulai pembelajaran pukul 07.15 WIB.
“Sore juga ada apel pulang, beberapa kegiatan ekstra diantaranya gulat, karate, tinju, renang, Pramuka, tae kwondo dan lainnya, kita latih fisik agar kuat dan disiplin,” papar dia.
Sudiyarto juga menyampaikan, Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan gratis ini merupakan sekolah dengan peralatan paling lengkap diantara sekolah sejenis lain di DIY. Dalam beberapa kali praktek, siswa juga dikirim ke Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
“setelah lulus memang jarang mereka yang berminat bekerja di Gunungkidul, mereka beralasan gajinya kecil, kebanyakan lebih memilih di Pantura tidak seperti di Sadeng misalnya. Resiko kerja di pantai selatan tidak sebanding dengan hasilnya,” pungkasnya. (Kandar)