SAPTOSARI, kabarhandayani.– Musim panen ketela tahun ini tidak menggembirakan seperti tahun sebelumnya, di wilayah Padukuhan Mendak, Desa Kanigoro, Saptosari petani mengalami kerugian akibat serangan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang menyerang ketela, baik yang masih basah maupun yang sudah menjadi gaplek.
Salah satu petani, Bardi Karyono mengatakan, kerugian atas serangan kera cukup parah, hasil panen khususnya ketela mengalami penurunan. “Sekitar 40% hasil panen kami berkurang,” keluhnya Selasa (9/9/2014).
Ia menambahkan, beberapa upaya telah ditempuh untuk mengusir kera, namun tak memberikan hasil yang optimal, seperti dengan ketapel, senapan angin, petasan dan dengan berbagai suara bervolume tinggi lainnya, semisal berteriak, dan itu pun yang bisa melakukan hanya para lelaki, jika dilakukan perempuan, ratusan kera sepertinya sama sekali tidak takut.
Selain kerugian atas berkurangnya hasil panen, petani juga lebih disibukkan lagi dengan adanya kera, pasalnya mereka harus berangkat lebih pagi dan pulang menjelang malam. “Pagi sekali berangkat jangan sampai kalah pagi dengan kera yang jumlahnya sekitar 200an ekor, ” ujarnya.
Banyak dugaan yang muncul dari warga, bahwa datangnya kera ke lahan pertanian berasal dari pegunungan sebelah utara Pantai Ngrenehan dan sekitarnya. Beberapa warga menyebutkan, mereka jarang melihat kawanan kera yang biasanya sering nampak di seputar pegunungan itu.
Terpisah Gunawan setiaji selaku petugas Suaka Margasatwa (SM) Paliyan berpendapat, tidak ada kaitannya antara habitat kera yang ada di Kanigoro dengan yang ada di SM Paliyan, karena jaraknya terpaut cukup jauh.
“Sepertinya tidak ada kaitannya, jaraknya jauh, jika menginginkan diskusi atau semacam tindakan pengendalian populasi bisa menghubungi Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” jelas Gunawan. (Kandar/Hfs)