KARANGMOJO, kabarhandayani.– Selain menekuni mata pelajaran sesuai kurikulum, SD Negeri Candibaru II yang terletak di Padukuhan Tuwuhan, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, berkomitmen untuk melestarikan kesenian tradisional yang ada di daerahnya. Hal itu dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan yang diadakan sekali dalam seminggu setiap hari Rabu.
SD Negeri Candibaru II memang belum mempunyai peralatan gamelan sendiri, apalagi tempat untuk latihan karawitan, namun hal itu tidak membuat langkah mereka terhenti untuk ikut serta dalam melestarikan kesenian tradisional. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Candibaru II, Wening Nugrahaningsih, S.Pd.
“SD Negeri Candibaru II belum mempunyai tempat apalagi gamelan untuk berlatih anak-anak. Namun hal itu tidak lantas menjadi masalah untuk kami, apalagi kaitannya dengan pelestarian kesenian daerah. Bersyukur kami mendapat pinjaman alat maupun tempat dari Padukuhan Tuwuhan,” ungkapnya kepada Kabarhandayani, Rabu (21/5/2014).
Wening Nugrahaningsih menambahkan dengan adanya ekstrakurikuler ini, anak didiknya diharapkan mampu menyikapi kemajuan jaman dengan selaras.
“Boleh saja mengikuti kemajuan jaman di era yang modern ini, namun dengan tidak meninggalkan kesenian tradisional, karena ini merupakan aset daerah yang harus dilestarikan. Sangat menarik jika generasi muda seperti mereka kompak memainkan gamelan, terbukti anak-anak kami pernah menjadi objek film dokumenter oleh siswa SMP Negeri 1 Karangmojo,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dwijo Purwanto, pelatih karawitan SD Negeri Candibaru II. Dirinya mengharapkan anak-anak yang dilatihnya bisa ikut serta dalam melestarikan kesenian tradisional. Bahkan ketika anak-anak yang dilatihnya lulus dan sudah berada di sekolah yang berbeda, dirinya siap untuk melatih dengan syarat mau berkumpul di tempat yang sama.
“Saya siap melatih walaupun mereka sudah lulus dari SD Negeri Candibaru II dan berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berbeda. Mereka hanya butuh waktu satu hari saja untuk berkumpul dan melanjutkan keterampilan mereka di bidang kesenian,” harapnya.
Kegiatan ekstrakurikuler ini diikuti oleh siswa-siswi kelas IV, V dan VI usai pelajaran. Walaupun harus berjalan ratusan meter namun mereka terlihat begitu antusias. Beberapa gending yang mereka kuasai, diantaranya Pepeling, Gugur Gunung, Prahu Layar, Tombo Ati, Manyar Sewu, Ojo Dipleroki, Gethuk, Kempling, Tawangmangu Indah dan Gunungkidul Asri. (Sidik/Hfs).