Sastra Bukit Berbintang 2, Suarakan Perangi Korupsi Lewat Karya Seni

oleh -
Pertunjukan teater dalam acara Sastra Bukit Berbintang. KH/ Kandar
Pertunjukan teater dalam acara Sastra Bukit Berbintang. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Setelah lomba menulis bertema anti korupsi usai, Forum Penulis Negeri Batu (FPNB) menggelar Sastra Bukit Berbintang #2 Sabtu, (8/4/2017) malam. Berbagai pertunjukan seni digelar menyertai penyerahan penghargaan kepada pemenang penulisan feature bertema anti korupsi.

Acara dibuka oleh host Umi Azzurasantika dilanjutkan pertunjukan musik keroncong oleh group band Obah Mamah. Melalui sambutan, gelora perlawanan anti korupsi disampaikan Ketua FPNB, Drs. Sugiyanto, BBA, MM. Ia menganalogikan, negeri Indonesia bak sebuah sawah yang hijau dengan potensi panen yang melimpah, namun sayang banyak tikus-tikus layaknya kopruptor yang rakus menyebabkan kondisi ekonomi dan sosial bangsa Indonesia memburuk.

“”FPNB merasa terpanggil dan tidak rela sawah hijau bernama Indonesia menjadi negeri yang gagal mensejahterakan rakyatnya,” paparnya.

Sambung Sugiyanto, Jika petani dapat menyemprot hama tikus, maka penulis bisa menyemprotkan virus-virus energi positif dan nilai-nilai kejujuran dalam tulisannya.

Pertunjukan teater singkat bertema anti korupsi persembahan Sanggar Seni RnB pimpinan Bima dan Rea dari Wonosari melengkapi rangkaian kegiatan yang digelar di Bangsal Sewoko Projo itu.

Bintang tamu penyair nasional, Sosiawan Leak dalam kesempatan yang sama mengutarakan, sesungguhnya korupsi bukanlah penyakit ekonomi, sebab para pelakuknya kerap kali dilakukan oleh orang dari kalangan ekonomi mapan.

“Korupsi terjadi karena sifat kemaruk lantaran meliar dan tak terkendalinya rasa tidak pernah puas atas fasilitas dan harta benda yang dimiliki,” tandasnya.

Sementara itu, dipenghujung acara diumumkan pemenang lomba menulis disusul penyerahan penghargaan dan hadiah kepada pemenang. Berikut nama-nama pemenang hasil seleksi juri atas karya yang dilombakan; juara 1  Endang Pudji Dwi Rahayu dengan karya Kearifan Budaya Lokal “Berangus Sapi”, Juara 2 diraih Herman Palani dengan karya Ketika Jeruji Besi Tidak Lagi Ditakuti, sementara juara 3 dinobatkan kepada Farah Frastia dengan judul Korupsi Merajalela Apa Yang Salah?. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar