GUNUNGKIDUL, (KH),– Pemerintah pusat mengusung program Optimalisasi Lahan Kering (OPLA) guna menggenjot produktivitas pertanian. Realisasi program tersebut juga diterima Kabupaten Gunungkidul.
Beberapa waktu lalu, salah satu wujud programnya telah dibangun sumur pompa listrik di Pedukuhan Gojo, Kalurahan Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul. Bersamaan juga dibangun jaringan irigasi untuk lahan pertanian kering di lahan tersebut.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono menyampaikan 4 lokasi lain yang turut mendapat program OPLA diantaranya pembangunan irigasi perpipaan untuk hortikultura di poktan Umbul Sulu, Gedaren Sumbergiri, Ponjong, pembangunan irigasi Perpipaan untuk perkebunan di poktan Ngudi Rejeki, Tompak, Girtirto, Purwosari, Gunungkidul.
“Dibangun pula irigasi perpompaan untuk hortikultura di poktan Sedyo Rukun, Bedalo, Krambilsawit, Saptosari, dan Damparit untuk perkebunan di poktan Ngudi Makmur, Wonongso, Tancep, Ngawen,” terang Raharjo.
Keberadaan sarana irigasi, lanjut dia, akan meningkatkan kemampuan produksi lahan kering. Dalam setahun sangat memungkinkan petani melalukan penanaman sebanyak 3 kali.
“Pola tanamnya dulu Padi-Palawija saja, nanti bisa menjadi Padi-Padi-Palawija dalam satu tahun,” imbuh Raharjo.
Khusus pembangunan sumur pompa listrik di Nglipar, dana yang dihabiskan sebanyak Rp142.125.000,00. Dana tersebut berasal dari pemerintah pusat.
Dengan terbangunnya 2 titik sumur bor, jangkauan fasilitas irigasi yang dikerjakan secara swadaya oleh kelompok tani dibantu masyarakat teesebut mampu menyuplai air pada lahan seluas 25 hektare.
Dalam kesempatan peresmian sumur bor di Nglipar, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Sugeng Purwanto mengungkapkan, total program OPLA pembangunan irigasi pada 2021 ini dilaksanakan di 40 titik. Keseluruhan pendanaannya bersumber dari pemerintah pusat.
“Bentuk fisiknya berupa sumur listrik, parit, embung, hingga jaringan pipa. Diharapkan program ini mampu meningkatkan indeks pertanaman,” harap dia. (Kandar)