Ransel Topeng Panji: Upaya Mengangkat Budaya Dalam Negeri

oleh -5926 Dilihat
oleh
Mahasiswa UNY saat mengenalkan tas Ratopanji di Dinas Pariwisata Gunungkidul. KH.

GUNUNGKIDUL, (KH),–Terinspirasi dari topeng panji yang dibuat secara massal di Dusun Bobung, Patuk, Gunungkidul, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan produk tas ransel kulit dengan bentuk menyerupai topeng panji.

Produk ransel yang merupakan karya seni terapan ini digagas oleh Lilik Nurkhamid (Pendidikan Seni Rupa), Andi Siyam Mawardi (Pendidikan Seni Rupa), Anggi Fatika Sari (Pendidikan Kimia), Najla Ifa Mumtaza (Pendidikan Akuntansi), dan Nadhila Hibatul Nastikaputri (Sastra Indonesia). Tas ransel dengan detail wajah serupa topeng panji itu diberi nama RATOPANJI dan telah diluncurkan berbarengan dengan gelar produk Dies Natalis UNY pada 03 Mei 2019 yang lalu.

Menurut Lilik Nurkhamid, pembuatan produk ransel topeng panji dilatarbelakangi oleh keprihatinannya terhadap eksistensi topeng panji. Lilik menyatakan, topeng panji yang merupakan gambaran tokoh kesatria asli Indonesia kini kian asing di telinga masyarakat. Anggi Fatika menambahkan, berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan banyak masyarakat yang masih awam dengan topeng berhidung mancung dan bermata sipit ini.

Cerita panji sendiri adalah karya sastra lisan dari Jawa Timur yang populer di zaman Majapahit dan berkembang di seluruh Nusantara. Cerita ini menjadi sumber inspirasi lahirnya topeng panji. Dilansir dari website event Kemendikbud festivalpanji.id, cerita panji telah diakui sebagai salah satu Memory of The Word oleh UNESCO pada Oktober 2017 silam.

“Sayang, di era ini cerita panji seperti kehilangan nyawa. Kurang mendapat perhatian masyawarakat. Banyak yang belum tahu jika topeng panji adalah budaya Indonesia yang diakui dunia. Suatu kondisi yang memprihatinkan mengingat cerita ini telah mendapat pengakuan UNESCO,” tutur Anggi.

Lilik mengatakan bahwa RATOPANJI hadir sebagai salah satu upaya mengangkat kembali entitas budaya yang kian terpinggirkan ini. Melalui pengaplikasian detail wajah topeng panji pada tas ransel, jenis tas yang dapat digunakan oleh semua kalangan,  diharapkan topeng ini dapat lebih dikenal oleh khalayak luas.

Lebih jauh, ke depan produk ini digadang dapat menjadi kerajinan ikonik kabupaten Gunungkidul. “Ikon yang terkenal di Kabupaten Gunungkidul sendiri saat ini adalah walang dan thiwul. Padahal, masih banyak produk lain yang bisa dieksplor untuk dikembangkan menjadi ikon kabupaten ini, sepertihalnya topeng panji”, papar Anggi sebagai warga asli Gunungkidul.

RATOPANJI diluncurkan dalam dua varian model, yaitu ransel dan portabel(gabungan ransel serta slingbag). Bahan baku yang digunakan untuk membuat ransel topeng adalah kulit sapi nabati. Lilik Nurkhamid memaparkan, dibandingkan dengan kulit perkamen kulit sapi nabati lebih cocok untuk dibuat ransel topeng karena memiliki karakteristik yang lentur dan tebal. Dengan begitu ketika ditatah kulit tak akan mudah tembus. Untuk membentuk detail wajah topeng pada punggung tas digunakan metode tatah stamp. Menurut Lilik, metode ini digunakan agar dihasilkan efek timbul yang mengesan.

Anggi mengungkapkan produk RATOPANJI memiliki peluang untuk dikembangkan dan menjadi brandseller di masyarakat. “Hal ini karena RATOPANJI merupakan produk yang belum pernah dijumpai di Yogyakarta maupun di Indonesia,” sambungnya.

Agar jangkauan pemasaran lebih luas, Anggi mengatakan bahwa pihaknya saat ini juga telah menjalin kerjasama dengan Dinas Pariwisata Gungungkidul dan Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul serta toko-toko cinderamata yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya. Mereka juga telah melakukan audiensi bersama Wakil Bupati Gunungkidul untuk mengenalkan produk tas topeng yang mereka buat.

Usai menerima audiensi, Senin, (08/07) Wakil Bupati Gunungkidul, Imawan Wahyudi menyambut baik produk Ransel Topeng Panji yang dibuat oleh lima mahasiswa tersebut. Selain itu, beliau juga tertarik dan memesan produk tas dengan desain khusus.

“Produk tas agar terus dikembangkan sehingga dapat mengangkat dan mengenalkan cerita atau legenda Panji serta melengkapi produk bertema Panji yakni topeng yang sudah ada di Gunungkidul,” tukas dia. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar