Petani di Kecamatan Ponjong Baru Mulai Menyiangi Tanaman

oleh -1122 Dilihat
oleh
Sukat sedang menyiangi tanaman padinya. foto : Atmaja
Sukat sedang menyiangi tanaman padinya. foto : Atmaja
Sukat sedang menyiangi tanaman padinya. foto : Atmaja

PONJONG, (KH) — Berbeda dengan wilayah Gunung Kidul lainnya, Ponjong memiliki sumber air berlimpah yang menjadikan petani Ponjong dianugerahi panen tiga kali dalam satu tahun. Perbedaan terlihat saat sebagian petani di daerah lain di Gunungkidul selesai menyiangi tanamannya, petani di Kecamatan Ponjong justru baru memulai proses menyiangi tanaman.

Perbedaan tersebut tak lepas dari adanya sumber air yang cukup melimpah di Kecamatan Ponjong. Sebagian besar petani di Gunungkidul menggunakan sistem tani tadah hujan, berbeda dengan sistem pertanian yang digunakan oleh petani Kecamatan Ponjong, yaitu dengan sistem pengairan.

“Terdapat selisih satu bulan penanaman padi dengan petani lain yang berada di Gunungkidul,” kata Sukat (47) warga Pati, Genjahan Ponjong.

Saat ini padi yang tumbuh di sebagian besar Kecamatan Ponjong baru berusia 14 hari. Sebagian besar petani di Ponjong baru mengawali proses menyiangi tanaman (dangir) di saat petani di wilayah lain sudah beberapa kali menyiangi tanamannya.

Bersama dengan istrinya, Sukat melakukan proses menyiangi tanamannya (dangir) dengan mencabut tanaman-tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman padi dapat tumbuh secara maksimal.

Padi yang ditanam Sukat adalah padi jenis Situ Bagendit. Menurutnya, nama jenis padi tersebut sesuai dengan hasil panen jenis padi tersebut yang menghasilkan bulir padi yang cukup banyak. “Setelah selesai menyiangi tanaman (dangir), selanjutnya dilakukan pemupukan dengan urea,” ujarnya.

Adanya sumber air tidak serta merta membebaskan petani di Kecamatan Ponjong dari masalah. Pada saat musim kemarau petani harus mengeluarkan uang Rp 62 ribu untuk mengairi sawahnya dalam waktu satu jam.

“Kadang mengairi sawah bisa lebih dari satu jam, karena pada musim kemarau air langsung meresap ke tanah,” ucap Sukat.

Ia berharap, adanya sumur tambahan dapat meringankan pengeluaran petani. Menurutnya, hasil panen yang diperoleh petani jauh lebih baik saat musim kemarau, dibandingkan dengan musim penghujan seperti saat ini.

“Semoga dapat dibuat sumur baru, agar petani tidak terlalu terbebani pada saat musim kemarau,” tandasnya. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar