Pertunjukan Kesenian Jatil di Malam Hari

oleh -2712 Dilihat
oleh

PALIYAN, (KH) — Dalam rangka pemberdayaan seni desa budaya melalui program pengembangan budaya, maka perangkat desa dibantu masyarakat Desa Giring menggelar kesenian Jatilan di Balai Desa Giring malam ini.
Sunardi selaku ketua panitia mengungkapkan, bahwa Desa Giring sendiri ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul untuk melestarikan kesenian Jatilan.
“Sebagai pertanggung jawaban atas kepercayaan dinas kepada kami, maka Kelompok Jatil Gagak Emprit Desa Giring benar-benar mempelajari dan menyiapkan kesenian jatilan dengan sebaik-baiknya,” katanya, Rabu (08/10/2014).
Ia menambahkan, dari beberapa pagelaran jatilan mungkin jarang adanya pertunjukan kesenian Jatilan yang dilakukan pada malam hari. Kebanyakan dari pertunjukan dilakukan di siang hari, namun bagi masyarakat Desa Giring bukan suatu hambatan untuk melakukan pertunjukan kesenian Jatil di malam hari.
“Pertunjukan Jatil dilakukan di malam hari karena berbagai pertimbangan yang sudah kami sepakati, antara lain agar tidak mengganggu jam sekolah. Sebagian besar personil adalah anak sekolah,” imbuhnya.
Sunardi menjelaskan, berbagai persiapan juga dilakukan untuk kesenian Jatil Gagak Emprit tersebut di antaranya, mengikuti workshop dan latihan rutin setiap hari Sabtu malam.
“Selama ini kesenian jatilan hanya dipelajari secara otodidak, karena ditunjuk sebagai kesenian unggulan desa, maka dari itu kami mempersiapkan dan terus mengembangkan kesenian Jatilan ini,” jelasnya.
Untuk anggaran sendiri, Sunardi menjelaskan anggaran yang di terima dari dinas sebesar Rp 10 juta yang digunakan untuk workshop dan pelatihan. Kemudian, untuk pementasannya berasal dari Dana Keistimewaan D.I.Y sebesar Rp 35 juta.
“Kami juga mempunyai tujuan untuk memperbaiki sistem keuangan yang selama ini menjadi masalah. Kami sepakat dengan melakukan pemantauan agar dana yang ada dapat betul-betul digunakan untuk pengembangan kesenian Jatil Desa Giring,” paparnya.

Terakhir, Sunardi berharap agar kegiatan positif ini dapat terus dikembangkan demi tercapainya sebuah desa budaya yang menjadi tujuan bersama.
“Sebagai bentuk pertanggung jawaban sebagai desa budaya, maka masyarakat wajib untuk ikut serta berperan aktif untuk membangun sebuah desa budaya yang menjadi harapan bersama,” pungkasnya. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar