Permohonan Dropping Air Bertambah, Bantuan Dari Donatur Hemat Anggaran Pemerintah

oleh -
Penyerahan baksos dropping air dari SMPN 1 Kalasan ke wilayah di Kecamatan Tanjungsari. (KH/ Kandar)

TANJUNGSARI, (KH),– Kecamatan Tanjungsari menjadi salah satu wilayah yang terdampak musim kemarau panjang. Warga di wilayah yang tidak terjangkau aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengalami kesulitan air.

Camat Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto Minggu, (13/10/2019) lalu menyampaikan, imbas kemarau yang menyebabkan sulitnya air tahun ini merupakan yang terparah selama tiga tahun terakhir. Memang, tidak semua dari 71 padukuhan di wilayahnya kesulitan air, namun jumlah titik yang mengalami kesulitan air tahun ini jauh lebih banyak.

Dari anggaran sebanyak 125 air tangki yang dimiliki, saat ini masih sisa sebanyak 25 tangki. Efisiensi dapat dilakukan berkat adanya dropping air dari berbagai donatur, diantaranya dari yayasan, paguyuban atau komunitas, dari swasta serta alumni sekolah.

“Sejak Juni-Juli lalu semua telaga di Tanjungsari mengering semua,” ujar Rakhmadian menggambarkan dampak kemarau berkepanjangan di wilayah yang berpenghuni 27.000-an jiwa itu. Praktis, selain mengandalkan bantuan, warga membeli sendiri kebutuhan air bagi rumah tangganya. Bahkan beberapa diantaranya telah menjual hewan ternak seperti kambing dan ayam untuk menebus air bersih.

Sisa anggaran milik Kecamatan Tanjungsari sejumlah 25 tangki akan disalurkan nanti saat bantuan air dari donatur habis.

Disebutkan, hingga Oktober ini Kecamatan Tanjungsari telah menerima setidaknya 500-an tangki air dari para donatur.

Merespon sulitnya pemenuhan air bagi warga Tanjungsari, alumni SMPN 1 Kalasan tahun 1984 menyalurkan bantuan air. Alumni dari skeolah yang dulu bernama SMP Bogem ini menyalurkan sedikitnya 50 tangki air.

Perwakilan alumni, Iswan mengatakan, untuk Tanjungsari 30 tangki, sementara untuk wilayah Kecamatan Tepus disalurkan 20 tangki. “, Kami berharap saudara-saudara yang mengalami kesulitan air terbantu,” kata dia.

Dropping air dinilai menjadi bantuan yang bersifat kondisional harus segera dilakukan sembari menunggu solusi yang dapat mengatasi permasalahan air dalam jangka panjang.

Lebih jauh disampaikan, melalui koordinasi singkat, alumni satu angkatan mampu mengumpulkan anggaran suka rela yang mampu diwujudkan 30 air tangki untuk Tanjungsari dan Tepus.

Senada dengan Rakhmadian, terpisah Kepala BPBD Gunungkidul, Edi Basuki mengungkapkan, sebenarnya secara hitungan sejak awal Oktober anggaran dropping air yang ia kelola sudah habis. Namum berkat adanya donatur yang menyumbangkan dana untuk keperluan dropping air, distribusi air terus berlanjut hingga saat ini.

Alumni SMPN 1 Kalasan angkatan 1981 yang hadir dalam penyaluran bantuan air di Tanjungsari. (KH/ Kandar)

“Titik kekeringan bertambah, beberapa wilayah di Karangmojo mengajukan permintaan dropping air,” jelas Edi.

Sehingga, total wilayah yang meminta dropping air saat ini menjadi 15 kecamatan. Dari jumlah tersebut 10 kecamatan diantaranya telah memiliki armada tangki dan anggaran untuk mendistribusikan air.

“Anggaran dropping air di 4 kecamatan telah habis. Selain mengandalkan donatur, air dikirim dari BPBD,” tukas Edi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar