Pensiunan Kaur Keuangan Menjadi Pengusaha Peyek

oleh -
Mujiono dengan peyeknya. Foto : Atmaja
Mujiono dengan peyeknya. Foto : Atmaja
Mujiono dengan peyeknya. Foto : Atmaja

PLAYEN, (KH) — Usaha produksi peyek ditekuni oleh Mujiono (61) setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai kaur keuangan Desa Bandung, Playen. Ia tetap mempunyai inisiatif untuk bekerja, meski pekerjaan yang ditekuni kali ini terbilang lebih berat dibanding pekerjaan sebelumnya.

Bapak dari dua orang anak tersebut menjabat sebagai kaur keuangan Desa Bandung selama 35 tahun. Saat ia menjabat sebagai kaur keuangan, ia mampu menyekolahkan salah satu anaknya. Untuk dapat menyelesaikan sekolah anak keduanya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha peyek.

“Anak pertama memang sudah bekerja, tetapi agar anak kedua saya dapat meneyelesaikan belajarnya di perguruan tinggi, saya berusaha mencari kebutuhan agar anak bisa menyelesaikan kuliahnya,” katanya saat dihubungi KH, Jumat (24/04/2015).

Dibantu dengan istrinya, Mujiono memulai aktivitasnya pada pukul 04.00 WIB. Setelah selesai menggoreng peyek, kemudian dilanjutkan dengan proses pengemasan. Setelah selesai mengemas kemudian menjual barang dagangan di sekitar kecamatan Playen.

“Dagangan disetorkan ke warung-warung sekitar Kecamatan Playen. Tak jarang dijual keliling di setiap desa,” imbuh Mujiono.

Dalam waktu sehari ia dapat menjual peyek antara 150-120 bungkus. Keuntungan yang didapat Mujianto setiap harinya tidak menentu antara Rp. 30-50 ribu.

Ia mengaku, senang dengan pekerjaan tersebut meski harus berpanas-panasan dan berkeliling di seputaran Kecamatan Playen. Cita-cita Mujiono dapat menjadi seorang pengusaha peyek yang bisa menyuplai peyek tidak hanya di Kecamatan Playen.

Namun demikian, saat ini fokusnya tertuju untuk mengembangkan usahanya tersebut. “Asal mau berusaha, saya optimis menjadi pengusaha peyek yang sukses,” tandasnya. (Atmaja)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar