Pengisian Raport Kurikulum 2013 Butuh Kesabaran

oleh -
oleh
Kurikulum 2013
iklan dprd
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013

WONOSARI, (KH) — Jelang penerimaan raport yang akan dilaksanakan, Sabtu 20 Desember 2014 mendatang, sejumlah guru di Gunungkidul mengaku masih mengalami kesulitan dalam pengisian raport.

Kesulitan yang dialami oleh para guru akibat metode yang digunakan dalam penilaian berbeda dengan kurikulum sebelumnya. “Dalam pengisian raport kurikulum 2013, guru harus mendiskripsikan dengan narasi nilai yang diperoleh siswa, jadi tidak mudah, butuh ketelitian,” kata Anik Istiani salah satu guru di Kecamatan Playen.

Dia menjelaskan, dibutuhkan waktu yang lama dalam mengisi satu raport siswa, sebab guru harus benar-benar cermat memaparkan apa yang menjadi nilai siswa. Anik Optimis dapat menyelesaikan raport anak didiknya sampai waktu pembagian raport dilakasanakan.

“Hingga saat ini baru sekitar 80 persen raport yang terisi, tapi saya optimis hasil ujian siswa yang dituangkan dalam raport dapat selesai tepat waktu,”ungkapnya.

iklan golkar idul fitri 2024

Anik menjelaskan, perbedaan pengisian rapot antara kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 sangat menonjol. Jika dalam kurikulum 2006 siswa diberikan buku raport, sekarang siswa hanya dikasih lembaran.“Lembaran yang diberikan juga sudah terformat dalam sebuah soft file,” kata Anik

Menurut Anik, pengisiannya raport pada kurikulum 2013 lebih sulit, karena seorang guru memang harus menjelaskan tentang indikator apa saja yang membuat seorang murid mendapatkan nilai tersebut. “Jadi memang harus teliti dan tepat. Tidak bisa dikerjar-kejar, karena kita harus fokus,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Sudodo mengakui, pengisian raport kali ini lebih rumit dari sebelumnya. “Dulu memang hanya nilai dan mudah, tetapi saat ini, kan butuh pemaparan,” ungkapnya.

Sudodo menjelaskan, Kurikulum ini dibuat untuk mengeluarkan potensi anak. Jadi, saat ini tidak ada lagi yang namanya nilai merah. Di kurikulum ini terlihat bahwa kemampuan anak itu berbeda-beda, sehingga bidang yang dikuasai juga tidak sama. “Kita tidak bisa memvonis anak itu bodoh atau pintar, sebab kemampuan tiap anak berbeda. Saya juga yakin, pengisian raport akan selesai tepat waktu,”katanya. (Juju/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar