GUNUNGKIDUL, (KH),– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul dalam waktu dekat akan melakukan penataan kawasan pantai sebagai bagian dari pengembangan pariwisata pesisir selatan. Salah satu lokasi yang menjadi pilot project adalah Pantai Sepanjang, yang berada di Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari.
Pemkab Gunungkidul telah menyiapkan konsep penataan kawasan Pantai Sepanjang yang menitikberatkan pada keindahan alami pantai. Dalam konsep tersebut, tidak akan ada bangunan permanen di pinggiran pantai, sehingga kawasan ini nantinya menyerupai Pantai Jimbaran di Bali—dengan bibir pantai yang luas, bersih, dan menjadi tempat wisatawan menikmati kuliner pesisir.
“Bangunan permanen akan dihilangkan. Di tepian pantai nanti dipasang meja dan kursi dari pagi hingga malam bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan atau kuliner. Setelah tutup, peralatan itu akan ditarik kembali dan dipasang lagi keesokan harinya,” jelas Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih.
Selain penataan bangunan, akses menuju kawasan Pantai Sepanjang juga akan dibenahi. Pemerintah berencana membangun jalan aspal sepanjang 500 meter dengan anggaran Rp1,6 miliar, serta pedestrian untuk kenyamanan pengunjung. Diharapkan, penataan ini meningkatkan daya tarik dan kunjungan wisatawan, baik di siang maupun malam hari.
“Jika konsep ini terwujud, saya yakin Pantai Sepanjang akan semakin ramai pengunjung, tidak hanya di siang hari, tapi juga malam hari,” tambah Bupati Endah.
Untuk mendukung konsep baru ini, pemerintah menyiapkan relokasi pedagang ke area yang lebih tertata. Lokasi baru disiapkan di sisi barat pantai, dan setiap petak kios telah ditandai. Menurut Bupati Endah, keberhasilan proyek penataan ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah dan para pedagang agar proses berjalan lancar tanpa konflik sosial.
Namun, rencana relokasi pada Selasa (4/11/2025) urung dilakukan. Para pedagang meminta dispensasi waktu karena merasa belum siap dan mengaku kaget dengan rencana pemindahan yang dinilai terlalu mendadak.
Salah satu pedagang, Jajar, mengaku belum siap dengan rencana relokasi mendadak tersebut. Ia menuturkan bahwa meskipun sebelumnya sudah ada sosialisasi, para pedagang tidak menyangka relokasi akan dilakukan secepat itu.
“Kami tidak menolak dipindahkan, tapi kaget karena tiba-tiba Selasa sudah dijadwalkan pembongkaran. Kami butuh waktu untuk mempersiapkan pemindahan kios,” ujarnya.
Jajar menambahkan bahwa lokasi baru relokasi dianggap belum layak, karena belum memiliki akses parkir yang memadai dan berada di belakang kios lama yang masih beroperasi.
“Kami hanya minta tempat yang layak, dengan area parkir cukup. Kami ingin relokasi berjalan damai tanpa menimbulkan konflik dengan pedagang lama,” tandasnya.
Negosiasi dan Sosialisasi Ulang
Menanggapi hal itu, Pemkab Gunungkidul menunda relokasi dan memilih untuk melakukan pembersihan kawasan Pantai Sepanjang terlebih dahulu. Pemerintah juga akan melakukan sosialisasi ulang kepada pedagang agar semua pihak memahami rencana penataan secara menyeluruh.
“Kami lakukan bersih-bersih terlebih dahulu. Nanti Kepala Dinas terkait bersama warga dan pokdarwis akan melakukan sosialisasi ulang. Pada prinsipnya, pedagang tidak menolak, hanya ada negosiasi terkait lokasi parkir dan ukuran kios agar adil,” jelas Bupati Endah.
Ia menilai dinamika seperti ini wajar dalam proses pembangunan, apalagi melibatkan banyak pihak dengan kepentingan ekonomi yang berbeda.
Meski relokasi ditunda, proyek pengaspalan jalan menuju Pantai Sepanjang akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Bupati menargetkan seluruh pekerjaan selesai sebelum libur Natal dan Tahun Baru 2026, agar tidak mengganggu aktivitas wisatawan selama musim liburan.
Pemkab Gunungkidul berharap, penataan Pantai Sepanjang ini menjadi contoh keberhasilan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam menciptakan kawasan wisata yang tertib, bersih, dan berkelanjutan. Jika berhasil, pola ini akan diterapkan di pantai-pantai lain di pesisir selatan Gunungkidul.






