Pemkab Akui Belum Laksanakan Tugas Tanggulangi Bunuh Diri Dengan Baik

oleh -1557 Dilihat
oleh
Foto bersama usai diskusi yang digelar komunitas ICG. KH.

PLAYEN, (KH),– Fakta kejadian bunuh diri di Gunungkidul jumlahnya cenderung tetap, tak jauh-jauh dari angka 25 hingga 30-an kejadian setiap tahun. Ingin menjadi bagian yang memiliki andil memperhatikan persoalan tersebut komunitas Info Cegatan Gunungkidul (ICG) menggelar diskusi “Mengurai Persoalan Bunuh Diri Dan Penanggulangannya”.

Ketua Panitia Penyelenggara, Stefanus Sujoko menyampaikan, ICG merasa tertantang untuk menggelar diskusi ini sebagai sarana untuk mengajak semua pihak bergerak menanggulangi.

“Setiap ada kejadian bunuh diri, selalu terjadi perdebatan yang seru lewat media sosial. Daripada berdebat seru tidak ada ujungnya. Mbok ayo kita sama-sama duduk bersama. Rerasan bersama untuk melihat kejadian bunuh diri itu sesungguhnya apa dan bagaimana. Yang pernah saya baca, WHO pernah menyatakan bunuh diri bisa ditanggulangi, karena itu ayo kita bicara untuk bersama menanggulangi,” ungkap Sujoko, Sabtu, (23/3/2019) malam.

Diskusi yang berlangsung di RM Watu Abang, Siyono, Playen, Gunungkidul ini dihadiri pejabat Pemkab Gunungkidul, perwakilan Polres Gunungkdul, Dinas Kesehatan, Yayasan Imaji, tokoh masyarakat dan anggota komunitas ICG.

Mewakili Wakil Bupati Gunungkidul, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Drs Sudodo MM, mengakui bahwa pemerintah kabupaten belum melaksanakan tugas dengan baik dalam hal menanggulangi bunuh diri.

“Pemerintah belum melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga perlu dukungan banyak pihak.  Baik organisasi, masyarakat, komunitas dan lain-lain,” ujar Sudodo.

Dari rerasan atau diskusi, harap dia, hasilnya dapat melengkapi apa yang telah dimulai pemerintah daerah. Menurutnya, Pemkab sudah mengupayakan langkah untuk penanggulangan. Perkembangannya,  upaya yang ditempuh hingga saat ini Pemkab telah mengeluarkan Perbup dan membentuk satuan tugas.

Sudodo menyebut hasil riset, penyebab kejadian bunuh diri banyak diantaranya karena faktor depresi. Yang didahului dengan berbagai latar belakang pencetus, seperti ekonomi, sakit menahun, permasalahan sosial, dan gangguan jiwa.

Pihaknya menyampaikan, kendala Pemkab yang dihadapi saat ini yaitu tidak memiliki personil atau satuan kerja yang bisa menyasar warga dari rumah ke rumah, khususnya untuk melakukan pengamatan atau deteksi dini gejala-gejala di tengah masyarakat yang mengarah pada risiko tindakan bunuh diri.

Sudodo menggarisbawahi, bahwa pencetus tindakan bunuh diri erat atau merupakan bagian dari permasalahan kesejahteraan sosial. Untuk itu, menurutnya, pemetaan siapa saja yang masuk ke dalam Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) patut segera dilakukan. Selain itu, Sododo juga menyinggung budaya komunikasi dan interaksi antar masyarakat yang cenderung menurun intensitasnya juga menjadi problem yang tidak boleh diabaikan.

Mewacanakan Piloting Project Penanggulangan pada Salah Satu Kecamatan

Karena keterbatasan, utamanya anggaran, pemkab mewacanakan ada pilot project penanggulangan pada salah satu kecamatan dengan kecenderungan terdapat angka kejadian bunuh diri yang tinggi.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar