NGAWEN, (KH),– Bergerak memberdayakan warga pinggiran terus dilakukan ‘Tugiman Center’. Paling tidak wadah yang diprakarsai tokoh warga asal Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Dr. Tugiman ini menginisiasi membuka peluang perekonomian baru bagi masyarakat.
Sabtu, (18/1/2020) lalu, tim Tugiman Center menggelar pelatihan kerajinan akar wangi di Desa Watusigar, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul. Sasaran pelatihan diantaranya ibu-ibu PKK dari desa setempat.
Pelatihan disambut antusias oleh peserta. Ketua PKK Desa Watusigar, Sularni (59) mengatakan, setidaknya ada 40-an ibu PKK perwakilan dari 12 padukuhan mengikuti pelatihan.
“Kami berharap pelatihan dapat diperdalam lagi. Tidak sebatas tingkat dasar saja. Semoga nanti mampu produksi lalu laku dijual,” harap Sularni. Ia mengaku sebelumnya belum pernah ada pelatihan serupa.
Tutor pelatihan, Hardi Wiyono mengungkapkan, kerajinan akar wangi masih memiliki potensi pasar yang cukup baik. Produk boneka hiasan pajangan dan pernak pernik lainnya yang berbahan akar wangi ini memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Bahan baku tanaman akar wangi tersedia melimpah dan mudah ditemukan di Gunungkidul, setelah dibuat kerajinan tentu menghasilkan uang,” terang Hardi Wiyono mengutarakan alasan aspek nilai ekonomis kerajinan akar wangi.
Disebutkan, akar tumbuhan yang masih satu keluarga dengan serai dan padi ini selain dapat dibuat bermacam boneka pajangan juga dapat dijadikan beragam souvenir seperti gantungan kunci.
Mulanya ia hanya iseng secara otodidak membuat berbagai macam kerajinan sejak tahun 1985. Lambat laut hasil karyanya laku di pasaran. Hinga saat ini dirinya menggeluti usaha tersebut.
Sementara itu, Dr. Tugiman menilai bahwa pasar kerajinan di Gunungkidul masih sangat terbuka lebar. Terlebih saat ini sektor pariwisata di Gunungkidul semakin berkembang.
“Produk nanti bisa dititip di pedagang di berbagai destinasi wisata. Metode pamasaran yang lain juga bisa ditawarkan ke toko atau showroom kerajinan,” jelas Dr. Tugiman.
Selain itu, menjual secara on line melalui website atau menggunakan media sosial juga dapat dipilih. Cara tersebut tak berbiaya mahal namun cukup efektif.

Lebih jauh disampaikan, upaya mendorong adanya aktivitas dan kreativitas masyarakat agar lebih produktif akan terus dilakukan. Ia yakin masih banyak peluang dan kesempatan untuk memanfaatkan bahan baku yang melimpah di sekitar menjadi lebih bernilai dengan memberikan sedikit sentuhan.
“Beraneka bahan baku yang sebenarnya cukup tersedia belum optimal dimanfaatkan. Kami memberikan rangsangan kepada masyarakat agar tumbuh inovasi dan kreasi sehingga mendogkrak ekonomi rumah tangga,” tukas Dr. Tugiman. (Kandar/Advetorial)