Padi Gogo Dengan Teknologi Penanaman Largo Super Dipanen

oleh -5217 Dilihat
oleh
Panen raya Padi Gogo. KH.
Panen raya Padi Gogo. KH.

NGLIPAR, (KH),– Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dan BPTP Balitbangtan Yogyakarta bersama masyarakat di Kecamatan Nglipar melakukan panen raya padi Gogo, Jum’at, (8/3/2019).

Padi yang ditanam dengan penerapan teknologi Larikan Gogo (Largo) Super tersebut berada di bawah tegakan tanaman kayu putih di hutan Mengger, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto mengatakan, Padi Gogo yang dipanen merupakan budi daya hasil kerjasama Puslitbangtan dan BPTP Balitbangtan Yogyakarta.

“Tujuan kerjasama dalam rangka percepatan diseminasi teknologi mendukung program pemerintah, yaitu swasembada pangan berkelanjutan,” kata Bambang.

Disebutkan, padi Gogo yang ditanam berada di lahan seluas 100 hektar. Hasil ubinan panen raya dari tujuh VUB yang diintroduksikan (Rindang 1, Rindang 2, Inpago 8, Inpago 10, Inpago 12, Inpari 42 Agritan dan Inpago Unsoed) berkisar antara 5,8 – 7,3 ton/ha.

Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan dari kondisi eksisting antara 1,3 – 2,9 ton/ha atau sekitar 28% – 65%.

Berkesempatan turut hadir dalam panen raya, Kepala Balai Besar Penelitian Padi, Dr. Priatna Sasmita, berharap biji padi yang dihasilkan tidak hanya dikonsumsi tetapi juga digunakan sebagai benih padi yang akan datang karena varitas yang dikenalkan termasuk baru dan unggul.

“Terima kasih kepada para petani Gunungkidul yang berungguh-sungguh sehingga berhasil sampai panen,” kata Dr. Priatna.

Lebih jauh disampaikan, pemerintah lewat Kementan terus berupaya meningkatkan produksi padi baik lahan kering, lebak dan rawa sehingga nantinya tahun 2045 Indonesia benar-benar jadi lumbung pangan dunia.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Badingah, S,Sos, berharap keberhasilan panen bisa mensejahterakan petani.

“Generasi muda diharapkan mau terjun di bidang pertanian sehingga ada keberlanjutan pertanian, dengan begitu tidak terjadi rawan pangan,” harap Badingah. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar