WONOSARI,(KH) — Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 oleh Nyai Ahmad Dahlan, telah berumur seabad. Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan corak tersendiri dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, serta keagamaan yang selalu menjadi titik tolak gerakannya.
Setiap 2 tahun sekali ‘Aisyiyah melaksanakan Musyawarah Pimpinan Daerah atau sering disingkat MUSYPIMDA, begitu juga dengan tahun ini . MUSYPIMDA tahun ini dilaksanakan hari ini Tanggal 22 Februari 2015 bertempat di SMK Muhammadiyah Wonosari dengan peserta dari masing masing ranting setiap kecamatan dan juga dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan total peserta secara keseluruhan adalah 130 orang.MUSYPIMDA tahun ini mengambil tema “Penguatan Dakwah Pemberdayaan untuk Pencerahan Masyarakat”.
Swarsih selaku ketua panitia MUSYPIMDA mengatakan bahwa Aisyiyah mengambil tema Penguatan Dakwah Pemberdayaan untuk Pencerahan Masyarakat karena merasa perlu lebih adanya dukungan dari semua elemen untuk membangun Gunungkidul supaya lebih maju baik di bidang ekonomi, pendidikan, sosial juga keagamaan.Minggu (22/2/15)
“dibidang sosial Aisyiyah juga ada psikiater yang aktif mendampingi setiap anak ataupun permpuan korban dari kasus kekerasan baik itu secara fisik maupun non fisik yang semakin marak bermunculan di Gunungkidul,” tambah Swarsih.
Selain poin poin inti seperti sosial pendidikan keagamaan Aisyiyah juga membantu semua masyarakat secara penuh tanpa membedakan. Di poin ekonomi Aisyiyah mendukung program pemerintah, yaitu tentang Pengentasan Kemiskinan dengan cara mensosialisasikan dan membantu membuat serta mengelola koperasi di masing masing cabang di tiap kecamatan.
Pimpinan daerah Aisyiyah Gunungkidul periode 2010-2015 mencanangkan empat hal pokok, yaitu penguatan kepemimpinan dan kader, penguatan cabang dan ranting Aisyiyah melalui Gerakan Keluarga Sakinah dan Qoryah Thayibah, Revitalisasi Amal Usaha serta peningkatan peran Aisyiyah dalam kehidupan bermasyarakat.
Sri Sugiyanti sebagai ketua majelis hukum dan ham di Aisyiyah mengatakan, dalam pelaksaan program kerja Majelis Hukum dan HAM merintis dan menindaklanjuti kerjasama nyata dengan beberapa pihak yaitu dengan menjadi anggota FPK2PA Kabupaten Gunungkidul dan aktif mendampingi kasus, serta mengadakan seminar tentang pendidikan politik untuk perempuan kerjasama dengan Kesbanglimaspol dan Kebencanaan Kabupaten Gunungkidul.
“Menanggapi semakin banyaknya kasus kekerasaan seksual pada anak dan perempuan, Aisyiyah mendirikan biro konsultasi keluarga SAMAWA (Sakinah Mawadah Warahmah) PDA kabupaten Gunungkidul yang diresmikan hari ini dan diharapkan dengan berdirinya biro konsultasi ini akan membantu masyarakat yang takut untuk menghadapi kasus kasusnya sendirian,” pungkas Sri Sugiyanti. (Hari/Tty)