GUNUNGKIDUL, (KH) – Pemerintah terus memperkuat infrastruktur pertanian melalui pembangunan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Di tahun 2025 ini, Kabupaten Gunungkidul menjadi salah satu daerah yang mendapatkan alokasi program tersebut sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional.
Salah satu proyek yang menjadi perhatian adalah JIAT SP Kelor di Kapanewon Karangmojo. Pada Rabu (08/10/2025), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau langsung lokasi tersebut untuk melihat progres rehabilitasi jaringan irigasi yang digunakan warga setempat untuk pertanian.
“Gunungkidul memiliki potensi pertanian yang sangat besar, namun tantangan utamanya adalah keterbatasan akses air bersih untuk irigasi,” ujar AHY.
JIAT SP Kelor dibangun pertama kali pada tahun 1971. Kini, jaringan tersebut direhabilitasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) dengan anggaran sebesar Rp498,5 juta pada tahun 2025.
Setelah direvitalisasi, pompa air JIAT SP Kelor mampu mengalirkan air bersih dengan debit mencapai 40 liter per detik. Rinciannya:
-
30 liter per detik dialokasikan untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 35 hektare.
-
10 liter per detik digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Kalurahan Kelor.
“Dengan adanya jaringan irigasi ini, indeks pertanaman meningkat dari yang sebelumnya hanya dua kali panen menjadi tiga kali panen per tahun. Ini pencapaian luar biasa,” kata Menko AHY.
Ia menambahkan bahwa proyek JIAT seperti ini adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian, swasembada pangan, energi, dan air.
“Insya Allah dengan infrastruktur ini, kesejahteraan petani akan semakin meningkat,” tegasnya.
35 Titik Jaringan Irigasi Disetujui Pemerintah Pusat
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan pembangunan JIAT di 40 lokasi di berbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, 35 titik telah disetujui oleh pemerintah pusat.
“Berdasarkan hasil inventarisasi, masih banyak saluran irigasi yang belum optimal. Padahal potensi pertanian kita sangat besar. Maka dari itu, kami terus mendorong program pembangunan irigasi ini,” jelas Bupati Endah.
Kunjungan Menko AHY ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung program swasembada pangan Presiden RI Prabowo Subianto. Pemerintah pusat berkomitmen menghadirkan solusi nyata melalui pembangunan infrastruktur pertanian yang berkelanjutan, termasuk pengadaan pompa dan jaringan irigasi air tanah di daerah-daerah potensial seperti Gunungkidul.
Dengan ketersediaan air yang mencukupi, petani diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian dan memperkuat ketahanan pangan nasional.







