Mengenal Lebih Dekat Gunung Api Purba Nglanggeran

oleh -
Gunung Api Purba di Nglanggeran. KH/ Kandar.

PATUK, (KH),– Destinasi eko wisata Gunung Api Purba merupaka salah satu destinasi wisata unggulan di Gunungkidul. Panorama alam yang indah serta area pertanian dan persawahan di Desa Nglanggeran merupakan daya tarik utamanya.

Gunung Api Purba berada di Kalurahan Nglanggeran. Dikutip dari http://gunungapipurba.com/ Kalurahan Nglanggeran merupakan wilayah yang secara administratif terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba memiliki luas 48 ha.

Wilayah Desa Nglanggeran memiliki luas 762,0990 ha dengan tata guna lahan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, ladang dan pekarangan. Pola pemilikan tanah tersebut didominasi oleh tanah kas desa.

Jarak Desa Nglanggeran dari ibukota kecamatan sejauh 4 km, 20 km dari  ibukota kabupaten dan berjarak 25 km dari ibukota propinsi. Batas administratif Desa Nglanggeran diantaranya :
1. Sebelah utara    : Desa Ngoro-oro
2. Sebelah timur    : Desa Nglegi
3. Sebelah selatan : Desa Putat
4. Sebalah barat    : Desa Salam

Desa Nglanggeran terdiri dari 5 dusun/pedukuhan yaitu Dusun Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran Wetan dan Dusun Gunungbutak. Pusat pemerintahan desa terletak di dusun Doga.

Secara fisiografi Gunung Api Purba Nglanggeran terletak di Zona  Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur (Van Bemmelen 1949) atau   tepatnya di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range) dengan ketinggian 700 meter  dari permukaan  laut dan kemiringan lerengnya curam-terjal (>45%).

Gunung Nglanggeran berdasarkan sejarah geologinya merupakan gunung api purba yang berumur tersier ( Oligo- Miosen) atau 0,6 – 70 juta tahun yang lalu.

Material batuan penyusun Gunung Nglanggeran merupakan endapan vulkanik tua berjenis andesit (Old Andesite Formation). Jenis batuan yang ditemukan di Gunung Nglanggeran antara lain breksi andesit,  tufa dan lava bantal.

Singkapan  batuan vulkanik klastik yang ditemukan di Gunung Nglanggeran  kenampakannya sangat ideal dan oleh karena itulah maka, satuan batuan yang ditemukan di Gunung tersebut menjadi  lokasi tipe (type location)  dan diberi nama Formasi Geologi Nglanggeran.

Beberapa bukti lapangan  yang menunjukkan bahwa dahulu pernah ada aktivitas vulkanis  adalah banyaknya batuan sedimen vulkank klastik seperti batuan  breksi andesit, tufa dan  adanya aliran lava andesit di Gunung  Nglanggeran. Bentuk kawah Gunung Api Purba Nglanggeran dapat ditemukan di puncak Gunung Nglanggeran.

Selain potensi gunung api purba, di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran juga dijumpai fauna dan flora langka, seperti tanaman tremas (tanaman obat yang hanya hidup di kawasan ekowisata Gunung Api Purba), kera ekor panjang serta di sekitar Gunung Api Purba berkembang kegiatan seni dan budaya lokal seperti bersih desa dan lain-lain.

Dengan adanya potensi tersebut di Desa Nglanggeran dikembangkan desa wisata.

“Jadi ada 2 potensi pengembangan yaitu kawasan Ekowisata Gunung Api Purba dan Desa Wisata Pesona Purba Nglanggeran. Untuk desa wisata dikembangkan menuju desa budaya dan desa pendidikan. Di mana bisa melakukan aktivitas belajar tentang flora  fauna, cocok tanam, seni budaya dan juga belajar hidup bermasyarakat dengan tatakrama,” tulis tim pengelola.

Pengembangan kawasan Ekowisata Gunung Api Purba diawali oleh kelompok pemuda karang taruna Desa Nglanggeran sejak tahun 1999. Dengan adanya kesadaran peduli lingkungan bersama, masyarakat  menanam pohon-pohon di area gunung yang merupakan gunung yang gundul/gersang diantara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit.

Dengan berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh kelompok pemuda dan masyarakat selanjutnya pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan pengelolaan lahan seluas 48 Ha untuk dikelola pemuda (Karang Taruna Bukit Putra Mandiri) yang tertuang dalam SK Kepala Desa Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa 12 Mei 1999.

Sejarah Pengelolaan

Turis asing, Isabel dari Bulgaria saat berada di Desa Wisata Nglanggeran. KH/ Nurul.

Lahan seluas 48 Ha mulai dilakukan penghijauan oleh warga masyarakat dan juga pemuda karang taruna. Setelah kondisi lingkungan mulai hijau, semakin nyaman dan memiliki daya tarik wisata, kemudian mendapatkan dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul melalui promosi (FAM Tour) di tahun 2007.

Seiring dengan peningkatan kapasitas SDM pemuda Nglanggeran yang melakukan studi dan juga mengenal teknologi, promosi menggunakan media Teknologi Informasi sangat mendukung dalam pengenalan Gunung Api Purba menjadi kawasan wisata.

Sebelum 2007 terjadi kevakuman pengelolaan akibat terjadi gempa 26 Mei 2006 hingga ditahun 2007. Karang taruna mulai kembali melakukan pengelolaan kawasan wisata dengan pendampingan dari dinas terkait dari tahun 2007. Dibuatlah sebuah lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda karang taruna.

Setelah terbentuk BPDW disepakati dan ditetapkan untuk pengelola teknis lapangan dilakukan oleh karang taruna. Dengan mendapatkan beberapa pelatihan dari dinas terkait dan Dinas Pariwisata DIY berikut adanya beberapa SDM dari pengurus yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, perkembangan wisata di Desa Nglanggeran menunjukkan perkembangan positif yang signifikan hingga saat ini. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar