Semenjak saat itu, pasar berangsur ramai. Penduduk sekitar memanfaatkan pasar untuk kegiatan jual-beli. Sementara itu, pembukaan alas dan hutan menjadi wilayah-wilayah baru untuk pemukiman dan pusat pemerintahan di wilayah Gunungkidul dilakukan. Dengan beberapa pertimbangan pada waktu itu, maka pasar Kawak akan dipindah.
Dengan mendatangkan punggawa Kasunanan Surakarta waktu itu, pemindahan pasar dilakukan. Sunan Pakubuwana VI yang hadir di pasar Kawak, selain untuk menghadiri perpindahan pasar, kedatangannya juga bermaksud menyingkirkan batu sebesar gentong air yang dinilai punya aura dan pengaruh negatif. Disebut ‘gawat’, banyak anak celaka/ sakit akibat keberadaan batu ini.
Sunan Pakubuwana VI berpesan, seandainya pasar sudah dipindah, yang diikutsertakan hanya hari pasaran Pon saja. sedangkan hari Jum’at Pon agar dijadikan hari pelaksanaan tradisi oleh masyarakat sekitar. Sehingga seperti diketahui pasar yang kini disebut Pasar Argosari memiliki hari pasaran Pon. Sementara itu di sekitar Padukuhan Seneng, di mana Pasar Kawak berada ada tradisi Pemindhangan yang dilaksanakan setiap hari Jum’at Pon. (Kandar)
