Kolaborasa: Rangkaian Event Seni Budaya Ditutup Pentas Musik Yuke Sampurna

oleh -4571 Dilihat
oleh
Ketua Yayasan Kampung Nuswantara, Aminudin Azis (kanan) didampingi Ervan Bambang ketika memberikan keterangan agenda Kolaborasa. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Bassist group Band Dewa 19, Yuke Sampurna bakal tampil pada penutupan event Kolaborasa yang akan digelar Yayasan Kampung Nuswantara di resto Wulenpari, Desa Beji, Kecamatan, Patuk, Gunungkidul. Kolaborasa, event rangkaian seni dan budaya serta dilengkapi kegiatan peduli lingkungan ini akan digelar selama dua hari, Jum’at, (17/1) hingga Sabtu, (18/1/2019).

Ketua Yayasan Kampung Nuswantara Indonesia, Aminudin Azis mengatakan, Kolaborasa merupakan event yang diprakarsai yayasan yang ia pimpin bersama pegiat seni dan beberapa komunitas.

Dirinci, hari pertama agenda dibuka dengan workshop pakaian tradisional. Diikuti perancang busana atau desainer dan pengrajin batik serta pengamat kebudayaan. “Diharapkan muncul produk fashion khas Gunungkidul. Sesuai dengan identitas lokal atau khas daerah,” ujarnya, Rabu, (15/1/2019).

Usai sarasehan busana, agenda dilajutkan dengan Gala Dinner dengan menu makanan tradisional. Malam pertama diisi pentas musik Jezz Gandes, Musik etnic Nada and friends, Garu Luku serta diakhiri pemutara film musical “Laurik Sandjo”.

Azis melanjutkan, hari ke dua, agenda diawali dengan kegiatan peduli lingkungan berupa penanaman pohon di bantaran Sungai Oya. Reboisasi, menurut Azis mendesak diperlukan guna menjaga keseimbangan ekosistem sungai.

Masih mengenai rangkaian Kolaborasa, kegiatan hari ke dua diwarnai sarasehan seni sebelum tampilnya Jazz Erick And Friends, Keroncong Reggae Destinasi Timur, Yuke Sampurna And Friends serta DJ Tiga Roda pentas sebagai acara pamungkas.

“Pada sarasehan, pelaku seni dan komunitas akan membicarakan strategi berkebudayaan. Diantaranya mengenai kekhawatiran sekaligus merespon perkembangan berkesenian kaitannya dengan tersedianya dana keistimewaan.

Menurutnya, belakangan ini berkesenian yang dibungkus dalam berbagai festival semakin tidak memberikan arti dan jejak yang jelas bagi masyarakat. Pelaku seni, penyelenggara, dan panitia selalu berorientasi pada dana penyelenggaraan.

“Orang berkesenian karena dibayar bukan tumbuh dari kebutuhan,” keluh Azis.

Sebagaimana Kolaborasa, kata Azis, kegiatan yang didominasi pentas musik ini tetap mampu terselenggara meski artis pengisi tidak dibayar. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar