TANJUNGSARI,(KH)–Awal musim penghujan tentunya menjadi waktu yang sangat tepat untuk menebar benih tanaman bagi para petani. Namun beberapa petani di wilayah Tanjungsari mengaku enggan menebar benih di ladangnya karena benih yang ditanam menjadi incaran Kera Ekor Panjang untuk dimakan.
Beberapa wilayah pertanian di Tanjungsari sudah beberapa tahun ini mengalami kerugian panen akibat dari serangan Kera Ekor Panjang. Wilayah yang selama ini menjadi pusatnya yaitu area pertanian yang berada di sebelah selatan Dusun Bruno, Desa Ngestiharjo sampai dengan perbatasan wilayah Pantai Krakal.
“Lha ajeng nandur winih pripun, sak niki ditanduri, sesuk esuk sampun telas dipendeti kethek. Dados nandur winih namung muspro kados maringi maem kethek mawon (Lha mau menanam benih bagaimana, sekarang kami tebar benih, besok pagi sudah habis diambil oleh kera. Jadi menanam benihnya hanya sia-sia seperti memberi makanan buat kera saja),” ungkap Mbah Parto salah satu petani di kawasan tersebut.
Mbah Parto mengaku bahwa selama ini mengalami kerugian yang besar akibat ulah dari gerombolan kera tersebut. Tidak hanya hasil pertanian seperti palawija saja yang menjadi incaran, namun komoditi buah seperti mangga, pisang dan srikaya yang menjadi penghasilan tambahan petani pun tak luput dari incaran para kera.
Selama ini belum ada usaha dari pemerintah untuk mendatangkan pawang guna mengusir para kera tersebut dari wilayah itu.Alhasil para petani selalu menderita kerugian tiap memasuki awal musim tanam dan pada masa panen.
Kera Ekor Panjang yang dalam bahasa latin disebut Macaca Fascicularis ini mulai mengganggu pertanian warga karena habitatnya di alam liar mulai rusak. Sumber makanan utamanya di hutan mulai menipis, dan penebangan kayu yang tidak terkendali menjadi salah satu faktornya.
\
Pemerintah diharapkan selalu bertindak tegas dalam mengawasi penebangan kayu yang ada di wilayah perbukitan. Agar habitat asli dari Kera Ekor Panjang ini tetap terjaga dan akhirnya tidak mengganggu dan merugikan petani. (Yanti/Bara)