GUNUNGKIDUL, (KH),– Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di berbagai wilayah di luar Gunungkidul, DIY. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul melakukan sejumlah antisipasi agar penyakit yang diakibatkan virus tersebut tak menyerang ternak di Gunungkidul sehingga merugikan peternak.
Pemantauan pasar hewan, pos pintu lalu lintas ternak serta sosialisasi menjadi rangkaian kegiatan antisipasi yang dilakukan.
Kepala Bidang Kesehatan Ternak, drh. Retno Widyastuti beberapa waktu lalu mengungkapkan, PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap atau belah.
“Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting dan di kulit sekitar kuku,” terang Retno
Gejala klinis apabila ternak terkena PMK diungkapkan, antara lain terjadi kepincangan yang bersifat akut pada beberapa jenis hewan, hipersalvasi, salva atau lendir terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kandang, dan terjadi pembengkakan kelenjar submandibular.
Selain itu, ternak lebih sering berbaring, demam tinggi mencapai 41 derajat celcius, dan penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah.
“PMK disebabkan oleh Apthovirus keluarga piconarviridae. Dapat mengenai ternak seperti babi, sapi, kerbau, kambing, domba dan rusa. Termasuk unta dan hewan liar seperti bison, antelope, menjangan, jerapah dan gajah.
Pengendalian yang dapat ditempuh antara lain dengan menghentikan penyebaran infeksi virus melalui tindakan karantina dan pengawasan lalu lintas. Menghilangkan sumber infeksi dengan pemusnahan hewan tertular dan terpapar.
“Dilakukan juga dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan dan bahan-bahan lainnya yang dimungkinkan menularkan penyakit. Kemudian juga membentuk kekebalan pada hewan dengan vaksinasi,” papar Retno.
Pihaknya meminta peternak segera lapor apabila ternak mengalami gejala seperti yang telah disebutkan. Tujuannya, agar penyakit segera tertangani dan tidak semakin meluas. (Kandar)