Kapedal: Resapan Air Berkurang, Sungai Banyak Sampah Picu Air Meluap

oleh -
oleh
Kondisi sungai yang dapat meluap saat hujan deras. KH/ Kandar
iklan dprd
Kondisi sungai yang dapat meluap saat hujan deras. KH/ Kandar
Kondisi sungai yang dapat meluap saat hujan deras. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Saat hujan deras datang, air sempat menggenang beberapa wilayah di Wonosari. Bahkan luapan air naik hingga ke permukiman warga sempat terjadi, terutama melanda mereka yang berdekatan dengan sungai dan anak sungai.

Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Gunungkidul Drs Irawan Jatmiko MSi, beberapa waktu lalu menerangkan, luapan air sungai terjadi karena faktor yang saling berkaitan. Pertama, karena terus berkurangnya resapan air.

Karena resapan air berkurang, kata dia, maka secara otomatis air akan menuju sarana saluran air yang tersedia, selokan, parit dan sebagainya, kemudian menyatu ke anak sungai lantas ke sungai. Kondisi sungai yang semakin dangkal karena sedimentasi, tidak cukup menampung air, sehingga air meluap dan banjir.

“Prinsipnya air tidak bertambah atau berkurang. Volume air sungai menjadi bertambah itu karena resapan air yang ada di pemukiman berkurang,” tandasnya.

iklan golkar idul fitri 2024

Himbauan melalui sosialisasi yang dilakukan terutama kepada warga pinggir sungai, janganlah terlalu banyak pengerasan, semenisasi, atau plesteran dan sejenisnya. Pembangunan pengerasan tidak selalu berdampak baik, ketika memang perlu dibangun, maka siapkan pula selokan dan saluran air yang memadai.

Faktor lain, lanjutnya, sesuai pengamatan di lapangan, karena adanya pengotoran sungai akibat sampah dan adanya rumpun bambu yang roboh. Ini mengakibatkan terjadi lebih banyak penumpukan sampah sehingga air tidak lancar. Ada juga, adanya cross way atau penyebrangan yang menghambat laju air sungai karena lubang di bawahnya sempit.

“Kita pantau di Siraman beberapa waktu lalu, rumpun bambu roboh, dan cross way yang dibangun pada zaman dahulu  itu sebagai pemicu juga. Saat ini kita sedang susun rekomendasi dan akan ada koordinasi dengan SKPD terkait agar dilakukan normalisasi sungai dan pembongkaran cross way dibangun menjadi jembatan,” jelasnya.

Selain upaya solusi tersebut, pihaknya juga melakukan pembentukan kelompok pemerhati lingkungan (sungai). Sasarannya meliputi warga seputar Sungai Besole dan Siraman. Tujuannya agar mereka aktif ikut merawat sungai, menjaga kebersihan dan tidak melakukan tindakan salah, seperti menanam rumput gajah di pinggirnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar