KADIN DIY Launching Program Pengembangan Kapasitas 40 DUDIKA di Gunungkidul

oleh -
Kadin
Launching Kadin Capacity Development di runag rapat Handayani komplek Setda Gunungkidul. (Dok. Kominfo Gunungkidul)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DIY melaunching Kadin Capacity Development (KCD) di ruang rapat Handayani komplek kantor Pemkab Gunungkidul Minggu, (28/5/2023).

KCD terselenggara dengan dukungan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ dan 4 Kadin Daerah (KADINDA).

Wakil Ketua Umum KADIN DIY, Robby Kusumaharta mengatakan, kegiatan berwujud pemagangan dan praktek kerja berkualitas itu dibuatlah piloting di 4 daerah/ KADINDA di Indonesia, yaitu di DIY, Jabar, Jateng, dan Jatim.

“Program berlangsung selama 8 bulan, mulai dari memilih lalu memberikan penguatan kapasitas kepada 40 Dunia Usaha dan Dunia Industri Kerja (DUDIKA) di masing-masing KADINDA,” ungkapnya.

Dalam kesempatan launching disosialisasikan pula mengenai program KCD kepada mitra dan stakeholder.

Dia menyebut, Gunungkidul punya DUDIKA yang cukup potensial. Dan akan semakin baik apabila dikembangkan melalui sebuah program.

Bahkan, kata dia, hasil riset membuktikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja asal Gunungkidul dinilai terbaik se-Provinsi DIY.

“Bukti itu telah melalui penelitian di sejumlah pabrik. Produktivitas tenaga kerja Gunungkidul memang cukup baik,” ujarnya.

Robby menambahkan, setidaknya lima tahun kedepan Provinsi DIY bakal mempunyai human resources center atau semacam pengembangan sumber daya manusia. Kurang lebih seperti Balai Latihan Kerja (BLK) plus.

Lebih jauh disampaikan, wadah pengembangan tersebut merupakan tuntutan dunia industri dan dunia tenaga kerja era sekarang.

“Industri sekarang meminta bukti sertifikasi kompetensi kerja. Setiap orang yang bekerja pada sistem industri harus memiliki sertifikasi terkait kompetensinya,” tandas Robby.

Sambungnya, seperti yang terjadi di negara maju, layaknya Singapura dan Cina. Kedua negara itu sudah memiliki human resources. Tenaga kerja itu sudah dianggap capital atau modal. Di sana pun terdapat sertifikasi skala lokal, nasional atau sertifikasi khusus.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta sependapat dengan Robby. Tenaga kerja yang berkualitas memang harus dibentuk. Sehingga kompetensinya mampu bersaing.

“Antara lain melalui pengembangan dan dikuatkan dengan sertifikasi,” tuturnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar