Jarang Bangun Pagi, Rezeki Pemuda Gunungkidul Ini Tetap Mengalir dari Luar Negeri

oleh -
graphic designer
Wahyu Agung Nugraha. (KH/ Kandar)

WONOSARI, (KH),— Ungkapan ‘bangun kesiangan, rezeki dipatok ayam’ tak berlaku bagi Agung Badak. Bapak muda bernama Wahyu Agung Nugraha (30) warga Padukuhan Bansari, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul ini memiliki rutinitas keseharian yang berbeda dengan orang pada umumnya.

“Orang lain bangun pagi lalu kerja, malam untuk istirahat, besoknya lagi seperti itu. Kalau saya tidak, bangun tidur itu hampir selalu siang hari,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (14/7/2021).

Bangun siang, bukan berarti bermalas-malasan. Akan tetapi ia memiliki rutinitas kerja yang berbeda dengan orang pada umumnya. Malam hingga jelang pagi, Agung menyelesaikan desain grafis pesanan dari luar negeri. Ia biasa baru istirahat tidur saat orang-orang bangun hendak memulai hari.

Dirinya mengishakan, kepiawaiannya membuat desain grafis tidak datang tiba-tiba. Mula-mula kegeramarannya menggambar muncul sejak ia masih sekolah. Mulanya Agung sering menjalani hobi menggambar pada kertas. Setelah mengenal photoshop, ia sering berlajar memakai komputer milik teman sekolahnya.

Demi hobinya itu, ia mengorbankan kesempatan studi tour ke Bali. Saat sekolah tempatnya belajar mengadakan kegiatan studi tour, dirinya memilih tak mengikuti. Dirinya rela melepas momentum yang paling banyak ditunggu kebanyakan siswa itu.

“Saya meminta biaya perjalanan dan uang saku dari orang tua agar dipakai untuk beli laptop,” ujar lulusan SMAN 1 Semanu ini mengingat kenangan sekitar tahun 2010 silam.

Dengan komputer jinjing milik pribadi itu, Agung memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk  belajar menggambar.

Meski gaya bicaranya slengek’an, bapak satu anak ini punya pendirian kuat. Prinsipnya, tak pandai-pandai amat dalam prestasi akademik, bukan persoalan. “Lha saya ini pernah tidak naik kelas saat SMA,” timpalnya sambil tertawa.

Melanjutkan argumentasinya, dirinya tak sependapat ada sebutan orang pandai dan bodoh. Asal ada kemauan berlatih terus-menerus atas minat pada bidang tertentu, lama-lama juga akan sampai pada titik keberhasilan.

“Keberhasilan yang saya maksud, sampai pada tahap profesional. Atau setidaknya lebih menguasai pada bidang tertentu dibanding orang pada umumnya,” jelas dia.

Karya Desain Grafis Diminati Orang Luar Negeri

Lelaki yang sempat sekolah di SMAN 2 Wonosari selama setahun ini melanjutkan kuliah di UNY jurusan Pendidikan Seni Rupa. Rutinitas menggambar masih terus ia lakukan. Hasil karyanya kemudian ia posting melalui media sosial (medsos).

“Nah, era internet dan medsos seperti sekarang ini merupakan keuntungan besar. Karya pertama saya diminati orang Perancis karena tahu gambar buatan saya yang ada di facebook,” sambungnya sambil menyulut rokok.

Dari pengalaman pertama itu, dirinya lebih yakin, pasar desain grafis terbuka lebar bagi dirinya. Agung lantas semakin sering membuat karya dan mengunggahnya ke akun instagram.

Dari situ pesanan demi pesanan datang dari luar negeri. Bahkan belasan perusahaan maupun pebisnis telah langganan atau rutin memesan desain grafis dengan berbagai tema ke Agung.

“Mulai dari China, Brazil, Meksiko, Moskow, Swedia, Belgia, Spanyol. Pokoknya di Amerika Utara itu hampir semua pernah pesan ke saya,” terang lelaki berkumis ini.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar