“Pertanian masih dapat bertahan sekaligus menjadi tumpuan menghadapi dampak COVID-19 terhadap perekonomian dan menunjang ketahanan pangan,” tandas Immawan Wahyudi.
Sementara itu, Ketua Poktan Tegalsari, Sumaryarto menginformasikan hasl panen cukup menggembirakan. “Khusus di Dusun Bleberan lahan jagung yang sebelumnya ditanam secara monokultur kemudian dipanen luasnya mencapai 15 hektar,” jelas dia.
Untuk satu Kalurahan Bleberan, imbuh Sumaryarto luas pertanaman jagung mencapai 100-an hektar. Adapun hasil ubinan yang diperoleh mencapai 6,2 ton per hektar pipil kering.
Poktan berharap, segera mendapat fasilitas infrastruktur sarana irigasi agar dapat menunjang kemajuan poktan dan menggugah minat pemuda untuk bertani. Poktan berencana akan mengintensifkan pertanian antara lain sayuran dan padi sawah.
Dalam waktu yang sama, Kepala DPP Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto mengapresiasi upaya Poktan Tegalsari dengan intensifikasi pekarangan menanam jagung hibrida. Ia menghitung, dengan hasil 6,2 ton per hektar, dengan harga jagung Rp 3.500,- per kg maka setiap satu hektar akan didapat Rp.21.700 .000,-. (Kandar)